Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai
dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus
didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan
sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki
ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada
masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan
dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber/ ahli
dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa
tertentu.
Jenis-jenis media massa
a.
Media
massa tradisional
Media massa tradisional adalah media
massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa
dimana terdapat ciri-ciri seperti:
1.
Informasi dari lingkungan diseleksi,
diterjemahkan dan didistribusikan
2.
Media massa menjadi perantara dan
mengirim informasinya melalui saluran tertentu.
3.
Penerima pesan tidak pasif dan
merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.
4.
Interaksi antara sumber berita dan
penerima sedikit.
Macam-macam media massa tradisional
b.
Media
massa modern
Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya,
telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media
massa seperti internet dan telepon selular.
Media massa yang lebih modern ini
memiliki ciri-ciri seperti:
1.
Sumber dapat mentransmisikan
pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya).
2.
Isi pesan tidak hanya disediakan
oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual.
3.
Tidak ada perantara, interaksi
terjadi pada individu.
4.
Komunikasi mengalir (berlangsung) ke
dalam.
5.
Penerima yang menentukan waktu
interaksi.
Pengaruh media massa pada budaya
Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks,
dampak bisa dilihat dari:
1.
Skala kecil (individu) dan luas
(masyarakat).
2.
Kecepatannya, yaitu cepat (dalam
hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.
Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa,
Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana
yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu:
1.
Siapa (who)
2.
Pesannya apa (says what)
3.
Saluran yang digunakan (in what
channel)
4.
Kepada siapa (to whom)
5.
Apa dampaknya (with what effect)
Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar
komunikasi. Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat
fungsi media.
Fungsi-fungsi media massa pada
budaya
1.
Fungsi pengawasan (surveillance),
penyediaan informasi tentang lingkungan.
2.
Fungsi penghubungan (correlation),
dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
3.
Fungsi pentransferan budaya (transmission),
adanya sosialisasi dan pendidikan.
4.
Fungsi hiburan (entertainment) yang
diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan
memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini
Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi
positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).
Pengaruh media massa pada pribadi
Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk
pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan
bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari [1]
-
Pertama, media memperlihatkan pada
pemirsanya bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini
pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah
memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang
pemirsa lihat dari media.
-
Kedua, penawaran-penawaran yang
dilakukan oleh media bisa jadi mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan,
sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya
mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, dimana
kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan
mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka mulai
menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh
tersebut.
-
Ketiga, media visual dapat memenuhi
kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan,
dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka
sebagai penyihir seperti Harry Potter,
atau putri raja seperti tokoh Disney.
Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus,
mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka
berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang
mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus.
Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri
kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la "Catatan
si Boy".
-
Keempat, bagi remaja dan kaum muda,
mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga
menjadi "penentu", dimana mereka menentukan arah media populer saat
mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.
Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung
pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa
membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa
rendah dari yang lain .
Referensi
-
Gamble, Teri and Michael.
Communication works. Seventh edition.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar