Oleh:
Wikipedia Indonesia
Dari
permulaan biasa dengan pasukan klan suku yang kecil, Jenghis Khan menjadi orang
yang paling berpengaruh dan ditakuti di seluruh Asia.
Jenghis
Khan (bahasa Mongolia:
Чингис Хаан), juga dieja Genghis Khan, Jinghis Khan, Chinghiz
Khan, Chinggis Khan, Changaiz Khan, dll, nama asalnya Temüjin,
juga dieja Temuchin atau TiemuZhen,
(sek. 1162
- 18 Agustus
1227)
adalah khan
Mongol
dan ketua militer
yang menyatukan bangsa Mongolia dan kemudian mendirikan Kekaisaran Mongolia dengan menaklukkan
sebagian besar wilayah di Asia,
termasuk utara Tiongkok (Dinasti Jin), Xia Barat,
Asia Tengah,
Persia,
dan Mongolia.
Penggantinya akan meluaskan penguasaan Mongolia menjadi kekaisaran terluas
dalam sejarah manusia. Dia merupakan kakek Kubilai Khan,
pemerintah Tiongkok bagi Dinasti Yuan
di China.
Kehidupan
awal
Jenghis
Khan dilahirkan dengan nama Temüjin sekitar tahun 1162
dan 1167,
anak sulung Yesügei, ketua suku Kiyad
(Kiyan). Sedangkan nama keluarga dari Yesügei adalah Borjigin (Borjigid).
Temujin dinamakan seperti nama ketua musuh yang ditewaskan ayahnya.
Temujin lahir di daerah pegunungan
Burhan Haldun, dekat dengan sungai Onon dan Herlen. Ibu Temujin, Holun, berasal
dari suku Olkhunut. Kehidupan mereka berpindah-pindah layaknya seperti penduduk
Turki di Asia Tengah. Saat Berumur 9
tahun, Temujin dikirimkan keluar dari sukunya karena ia akan jodohkan kepada
Borte, putri dari suku Onggirat. Ayah Temujin, Yesugei meninggal karena
diracuni suku Tartar
tepat pada saat ia pulang setelah mengantar Temujin ke suku Onggirat.
Temujin
pun dipanggil pulang untuk menemui ayahnya. Yesugei memberi pesan kepada Temujin
untuk membalaskan dendamnya dan menghancurkan suku Tartar
di masa depan. Kehidupan Temujin bertambah parah setelah hak kekuasaannya
sebagai penerus kepala suku direbut oleh orang lain dengan alasan umur Temujin
yang masih terlalu muda. Temujin dan keluarganya diusir dari sukunya karena ia
ditakuti akan merebut kembali hak kekuasaannya atas suku Borjigin. Hidup
Temujin dan keluarganya sangat menderita. Dengan perbekalan makanan yang sangat
terbatas, Ia dan adik-adiknya hidup dengan cara berburu. Pada saat ia menginjak
remaja, kepala suku Borjigin mengirimkan pasukan untuk membunuh Temujin.
Temujin
berhasil tertangkap dan ditawan oleh musuhnya, namun ia berhasil kabur dari
tahanan dan dengan pertolongan dari orang-orang yang masih setia kepada
Yesugei. Pada saat menginjak dewasa, Temujin berjuang dan mengumpulkan
kekuatannya sendiri.
Latar
perjuangan
Menyatukan
Mongolia
Temujin
mempunyai teman baik yang juga merupakan saudara angkatnya, yang bernama
Jamukha. Ia pernah berkali-kali ditolong oleh Jamukha, yang merupakan keturunan
dari suku Jadaran. Bersama-sama dengan saudara angkatnya, Temujin berhasil
merebut kembali hak kekuasaannya atas sukunya dan juga perserikatan Mongolia
yang didirikan ayahnya dahulu. Waktu demi waktu, wilayah Temujin menjadi
semakin besar, yang dilakukan dengan cara menghancurkan musuh-musuhnya dan
menggabungkan suku-suku dalam perserikatan Mongolia. Musuh terbesar Temujin
dalam sejarah ternyata adalah saudara angkatnya sendiri, Jamukha, yang sering
mengadu-domba Temujin dengan suku-suku lainnya, termasuk ayah angkat Temujin
sendiri yang bernama Wang Khan. Setelah Temujin berhasil menyisihkan musuh-musuhnya
dan melaksanakan perintah almarhum ayahnya, Yesugei, ia kemudian juga berhasil
membalaskan kematian nenek-moyangnya, yang dibunuh oleh kerajaan Jin. Temujin
kemudian diangkat menjadi Khan dengan gelar Jenghis Khan; yang artinya "Khan
dari Segala-galanya".
Memerangi
kerajaan Jin
Nenek-moyang
kerajaan Jin berasal dari suku
Jurchen. Suku Jurchen berhasil menguasai wilayah utara Cina
selama lebih dari 100 tahun. Hal ini akan menjadi kesulitan besar untuk Jenghis
Khan dalam menunaikan tugasnya. Kerajaan Jin memiliki jumlah pasukan yang
hampir mendekati jutaan jiwa (lebih dari 10 kali lipat dari pasukan Jenghis
Khan pada waktu itu). Mereka hidup aman dibalik tembok kerajaan
yang besar dan susah untuk diserang. Jenghis Khan berhasil meruntuhkan semangat
perang dan kekuataan kerajaan Jin dalam berbagai peperangan. Salah satunya
adalah perang di Tebing Serigala Liar, dimana Jenghis Khan yang hanya memiliki
pasukan tidak lebih dari 100.000 tentara berhasil membabat pasukan musuh yang
besarnya lebih dari setengah juta jiwa. Kejayaan Jenghis Khan terbukti dari
keberhasilannya dalam merebut ibukota kerajaan Jin, Dadu,
yang sekarang ini menjadi Beijing. Para seniman
(artis), ahli senjata (terutama ahli senjata berat/siege weapon), dan
barang berharga, semuanya dibawa kembali ke Mongolia sebagai budak
dan rampasan perang.
Invasi
ke Timur Tengah
Sejarah
mencatat invasi yang dipimpin oleh Jenghis Khan sendiri dengan ratusan ribu
tentara terpilih ke kerajaan Khawarizmi
yang pada waktu itu menguasai seluruh wilayah Timur Tengah
diawali dengan pedagang Mongolia yang dibunuh dan harta mereka dirampas oleh
panglima Khawarizmi yang serakah. Keserakahan itu membawa bencana bagi
bangsanya. Jenghis Khan berhasil menawan dan menghukum mati panglima tersebut
dengan cara menuangkan logam panas ke matanya. Kerajaan Khawarizmi menderita
kerugian yang tidak terhitung. Amarah Jenghis Khan bertambah setelah cucu
kesayangannya terbunuh. Populasi rakyat Timur Tengah berkurang hingga 10%, dan
wilayah Mongolia pun bertambah luas sampai kebagian barat benua Asia.
Sejarah
pernah mencatat bahwa pada saat Jenghis Khan mundur kembali ke Mongolia, ia
sempat memerintahkan dua jendral terbaiknya, Jebe dan Subotai Baatur
untuk menyelidiki daerah barat dan membasmi sisa musuh sampai ke wilayah Russia.
Jebe dan Subotai pernah menginjak daratan Eropa
pada saat itu, dan mengalami konfrontasi dan menghancurkan pasukan Salib
yang hendak menyerang wilayah Arab.
Sumber konfrontasi itu diperkirakan terjadi karena pasukan Salib dari Eropa
mengira pasukan Mongol adalah pasukan Arab.
Wilayah
Timur Tengah kemudian dibagi-bagi dan dikuasai oleh putra-putra Jenghis Khan.
Akhir
hidup Jenghis Khan
Jenghis
Khan yang sudah berumur tua dipaksa untuk memimpin pasukan untuk menghancurkan kerajaan Abbasiyah untuk kesekian
kalinya, namun ketidak-cakapan para pasukan dan seringnya melakukan
mabuk-mabukan memperlemah pasukan militernya. Ia meninggal dalam perjalanan dan
dirahasiakan oleh panglima-panglima setianya sampai musuh berhasil ditaklukan.
Kuburan Jenghis Khan dirahasiakan agar tidak dirusak oleh orang lain. Kekuasaan
Mongol diwariskan kepada putra ketiganya, Ogodai Khan.
Alasan Jenghis Khan menunjuk putra ketiganya untuk meneruskan tahta warisnya,
disebabkan oleh keahlian yang dimiliki Ogodai Khan dalam bernegoisasi, memimpin
negara dan sifatnya yang tidak sombong (tidak seperti kedua kakaknya yang
sering bertempur satu sama lain).
Mongolia
setelah Jenghis Khan
Ogodei
Khan
Ogodei Khan
bukan hanya berhasil dalam mempertahankan wilayah Mongolia yang telah dibangun
oleh ayahnya, namun ia berhasil memperluas kekuasaannya dengan menghancurkan
kerajaan Jin untuk terakhir kalinya, serta memerintahkan panglimanya untuk
memperluas kekuasaan di wilayah Eropa. Wilayah Russia,
Polandia,
serta Hungaria
berhasil dikuasai oleh Mongolia. Pasukan gabungan yang dipimpin oleh Henry dari
Silesia
tergabung dari pasukan Hungaria, Polandia, dan Jerman
(Kekaisaran Suci Romawi) yang terdiri dari
pasukan Teutonik terbantai tak bersisa dalam perang di Leignitz. Sejarah Eropa
mencatat kekejaman dan teror besar yang dilakukan oleh kerajaan Mongolia atas
rakyat Eropa. Pasukan Mongolia baru menghentikan perluasan wilayah mereka di
Eropa setelah mendengar kematian Ogodei Khan. Negara-negara Eropa memilih untuk
memberikan upeti kepada kerajaan Mongolia daripada mengambil risiko untuk
melawan Mongolia. Eropa bahkan memohon bantuan Mongolia untuk menghancurkan
Arab.
Batu
Khan
Setelah
kematian Ogodei Khan, Mongolia dikuasai oleh Batu Khan yang memiliki visi lain
dalam memperluas kerajaan Mongolia. Ia mengirimkan pasukan untuk menguasai
tanah Arab yang sebelumnya dikuasai oleh Eropa, seperti Damaskus
dan kota-kota lainnya. Pasukan Eropa mengirimkan bantuan pada saat mereka
merebut kota Yerusalem. Pasukan Mongolia tercatat
dalam sejarah memperluas kekuasaannya sampai ke wilayah Mesir.
Setelah kematian Batu Khan, pasukan Mongolia menghentikan agresi militernya ke
arah barat.
Kubilai
Khan
Mongolia
pada saat kekuasaan Kubilai Khan berhasil memperluas
wilayah sampai seluruh Cina,
Korea,
Burma,
Vietnam,
dan Kamboja.
Pasukan Mongolia pernah melakukan agresi militer ke Jepang
dan Jawa
(Kerajaan Singasari),
namun tidak berhasil.
Dominasi
global
Mongolia
berjuang untuk membawa nama baik bangsanya dengan prinsip yang telah diajarkan
oleh pahlawan mereka, yaitu Jenghis Khan. Sejarah dunia mencatat bahwa Mongolia
adalah satu-satunya negara yang kekuasaannya mendekati dominasi atas seluruh
dunia (global domination). Kekuasaannya waktu itu adalah: China,
Mongolia, Russia, Korea, Vietnam, Burma, Kamboja, Timur Tengah, Polandia,
Hungaria, Arab Utara, dan India
Utara.
![]() |
Artikel ini tidak memiliki referensi sumber
sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar