RUMAH KELUARGA BAHAGIA

Sabtu, 04 Maret 2017

Etika Terapan pada Profesi Wartawan by Catatan Kuliah Lucky, Nafis, dan Taa


Metode Penelitian
Dalam penelitian ada beberapa metodelogi yang dilakukan oleh para peneliti, baik secara pendekatan secara analisis kualitatif, melalui analisis kualitatif mengandung makna suatu  penggambaran atas data dengan menggunakan kata dan baris kalimat. Ataupun melalui pendekatan analisis kuantitatif. Metode penelitian tersebut diantaranya:
  1. Metode Observasi Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
a.   Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
b.    Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
c.   Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
d.    Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan, yakni:
  1. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang.
  2. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal ataupun non verbal.

  1. Metode Wawancara
Maksud dengan metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan narasumber atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide. Di dalam wawancara terdapat proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah susatu pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari, antara lain:
  1. Pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal sebelumnya.
  2. Responden selalu menjawab pertanyaan.
  3. Pewawancara selalu bertanya.
  4. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral.
  5. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.

  1. Metode Kuesioner
Metode lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap. Walaupun nama yang diberikan kepada daftar pertanyaan disebut kuesioner atau schedule, tapi isi dari daftar pertanyaan tersebut sama saja sifatnya. Kuesioner atau schdule tidak lain adalah sebuah draf pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Kuesioner harus mempunyai center (pusat) perhatian, yaitu masalah yang ingin dipecahkan. Tiap pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Dalam memperoleh keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin dipecahkan itu, maka secara umum isi kuesioner dapat berupa:
a.      Pertanyaan tentang fakta.
b.     Pertanyaan tentang pendapat.
c.      Pertanyaan tentang persepsi diri.





BAB III
TEORI YANG DIGUNAKAN
Teori yang digunakan dalam penelitian kami yaitu berupa wawancara. Karena dalam wawancara seperti yang sudah dijelaskan di atas yakni maksud metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan narasumber atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide. 
Dalam kesempatan ini, kami menanyakan etika terapan pada profesi wartawan. kami mewancari seorang wartawan (Abdul Rochim) dari Harian Seputar Indonesia. Wartawan  adalah sebuah profesi. Dengan kata lain, wartawan adalah seorang profesional, seperti halnya dokter, bidan, guru, atau pengacara. Sebuah pekerjaan bisa disebut sebagai profesi jika memiliki empat hal berikut, sebagaimana dikemukakan seorang sarjana India, Dr. Lakshamana Rao:
1. Harus terdapat kebebasan dalam pekerjaan tadi.
2. Harus ada panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan itu.
3. Harus ada keahlian (expertise).
4. Harus ada tanggung jawab yang terikat pada kode etik pekerjaan. (Assegaf, 1987).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar