Pesantren Virtual – “Pondok Pesantren era Digital”
Pengajian
: Keutamaan Bulan Dzul Hijjah
Oleh:
Ustadz Andre Gunawan, Lc
Allah
s.w.t. berfirman:
Dan
(ingat juga) ketika Tuhanmu memaklumkan” sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
Shalawat
dan salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan
keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya.
Hari-hari
ini kita telah memasuki bulan yang mulia yaitu bulan Dzul hijjah. Di mana pada
bulan ini Allah Swt memberikan karunia bagi hambaNya untuk memberbanyak amal
shaleh.Telah banyak dalil tentang keutamaan sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah
ini, baik dari Kitab maupun Sunnah. Diantara amalan yang di anjurkan dalam
hari-hari ini adalah:
a.
Shalat
Disunnahkan
bersegera mengerjakan shalat fardhu dan memperbanyak shalat-shalat sunnah,
karena semua itu merupakan ibadah yang paling utama.
b.
Shoum(Puasa)
Karena
dia termasuk perbuatan amal shaleh. Dari Hunaidah bin Kholid dari istrinya dari
sebagian istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, dia berkata: “Adalah
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berpuasa pada tanggal sembilan Dzul Hijjah,
sepuluh Muharram dan tiga hari setiap bulan” (Riwayat
Imam Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i).
c.
Takbir, Tahlil dan Tahmid
Dari
Ibnu Umar radiallahuanhu dia berkata: Rasulullah bersabda: Tidak ada hari-hari
yang lebih besar di sisi Allah Ta’ala dan tidak ada amal perbuatan yang lebih
dicintai selain pada sepuluh hari itu. Maka perbanyaklah pada hari-hari
tersebut Tahlil, Takbir dan Tahmid “ (Riwayat Tabrani dalam Mu’jam Al Kabir)
d.
Puasa hari Arafah
Puasa
Arafah sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak pergi haji, sebagaimana riwayat
dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bahwa beliau berkata tentang puasa
Arafah (yang artinya): “Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa)
setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya” (Riwayat Muslim).
e.
Berkurban pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari
Tasyrieq
Berkurban
merupakan ibadah yang di syariatkan dalam agama Islam, sebagai ibadah untuk
mendekatkan diri bagi seorang hamba kepada Allah Swt. Firman Allah Swt dalam
surat Al Kautsar ayat 1-3:
“Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak(1) Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu; dan berkorbanlah( 2) Sesungguhnya orang-orang yang membenci
kamu dialah yang terputus” (QS:Al Kautsar[108] :1-3)
Setiap
hamba akan menemui ujian pengorbanan sesuai dengan bobot dan kadar keimanannya.
Kita selalu dalam saringan dan ujian Allah Swt. Babak-babak penyaringan itu
akan terus dan berjalan melalui peristiwa demi peristiwa.
Semua itu pada hakikatnya Allah Swt hendak menguji kualitas keimanan setiap hambaNya. Apakah termasuk kualitas keimanan sungguhan apa tidak, manakah yang lebih dominan antara iman dan rasa eman. Firman Allah Swt:
Semua itu pada hakikatnya Allah Swt hendak menguji kualitas keimanan setiap hambaNya. Apakah termasuk kualitas keimanan sungguhan apa tidak, manakah yang lebih dominan antara iman dan rasa eman. Firman Allah Swt:
“Dan
sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu”(QS: Muhammad[47] :31)
Ibadah
kurban hukumnya adalah sunnah muakadah (sangat dianjurkan) bagi mereka yang
mampu secara materi. Ini seperti dijelaskan oleh Rasulullah Saw, “Barang
siapa memiliki kelapangan rizki (keuangan), lalu ia tidak berkurban, maka
janganlah ia datang ke tempat shalat kami,”(HR.Ahmad).
Maka
bagi kaum muslimin yang telah mampu atau kuasa menyembelih hewan kurban,
hendaklah melaksanakannya tanpa ragu-ragu sebagai usaha untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt. Perintah melaksanakan ibadah kurban mempunyai beberapa
keutamaan, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, Pengampunan
dari Allah Swt. Rasulullah Saw telah bersabda kepada anaknya, Fatimah, ketika
beliau ingin menyembelih hewan qurban.
”Ya
Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu
diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan
bacalah : Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk
Allah Swt, Rabb alam semesta (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
Kedua, Mengharap
keridhaan dari Allah Swt. Allah Swt telah berfirman:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya” ( QS:Al Hajj[22]:37)
Ketiga, Ibadah
kurban merupakan amalan yang paling dicintai Allah pada
hari Raya Idul Adha.
hari Raya Idul Adha.
“Tidak
ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari bani Adam ketika hari raya
Idul Adha selain menyembelih hewan kurban”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
hakim)
Keempat, Hewan
kurban sebagai saksi di hari kiamat.
“Sesungguhnya
hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk,
bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak disuatu
tempat disisi Allah sebelum mengalir ditanah. Karena itu, bahagiakan dirimu
dengannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan hakim)
Kelima,
Mendapatkan pahala yang besar. Pahala yang amat besar, yakni diumpamakan
seperti banyaknya bulu dari binatang yang disembelih, ini merupakan
penggambaran saja tentang betapa besarnya pahala itu, hal ini dinyatakan oleh
Rasulullah SAW.
“Pada
tiap-tiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan”. (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)
Idul
Adha bukanlah hari raya biasa. Untuk merayakannya tidak sekedar bertakbir,
tahlil, tahmid serta bertasbih. Yang dilanjutkan dengan shalat ied dan
menyembelih hewan kurban. Tapi lebih dari itu, idul adha melalui syariat kurban
mengingatkan kita untuk merenung, berpijak , dari keagunanan sejarah yang
melatar belakanginya tentang pengorbanan Nabiyallah Ibrahim dan putra tercinta
Ismail, anak yang sangat disayangi dan menjadi buah hati selama ini ternyata
harus di sembelih sebagai perintah Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar