Makanlah
apel setiap hari dan tubuh akan terhindar dari penyakit. Demikian makna
peribahasa bahasa Inggris an apple a day keeps the doctor away. Bukan hanya
penyakit ringan seperti flu dan diare yang bisa ditangkal dengan apel, tapi
juga kanker, serangan jantung, dan stroke.
Sejarah
apel ternyata setua sejarah umat manusia. Buah berwarna merah menggoda inilah
yang membuat Adam dan Hawa terusir dan Taman Firdaus. Mitologi Yunani mencatat
pula bahwa buah apel adalah penyebab terjadinya perang Troya. Konon Paris
menyulut kecemburuan para dewa dengan mempersembahkan apel kepada dewi cinta
Aphrodite, sehingga terjadilah perang Troya yang terkenal itu. Apel juga
memberi inspirasi bagi sejumlah orang terkenal di dunia. Sir Isaac Newton
menemukan teori gravitasi setelah melihat buah apel yang terjatuh dari pohon.
Steve Jobs memilih apel sebagai sebuah merek komputer terkenal di dunia. Di
Indonesia, di sekitar tahun 80-an, penyanyi Anita Sarawak pernah sukses
mempopulerkan lagu “Tragedi Buah Apel”.
Penampilan
buah yang ranum, renyah, dan berwarna merah ini mungkin membuat apel menjadi
pesona tersendiri bagi manusia selama berabad-abad. Pesona merah dan ranum ini
sering pula dikaitkan dengan sensualitas seperti Aphrodite. Oleh karenanya,
pada zaman dulu sari buah apel sering digunakan untuk penyegar dan stimulan
dalam bercinta. Sayangnya, belum ada penelitian yang mengumumkan benar tidaknya
khasiat apel sebagai ramuan stimulan dalam bercinta.
Namun,
apel telah terbukti bermanfaat untuk wanita usia menopause. Menurut penelitian
US Apple Association pada tahun 1992, diberitakan bahwa apel mengandung boron
yang membantu tubuh wanita mempertahankan kadar estrogen pada saat menopause.
Gangguan penyakit pada saat menopause, seperti ancaman penyakit jantung dan
kekeroposan tulang karena kurangnya hormon estrogen, bisa dicegah dengan boron
yang terkandung dalam apel.
Flavonoid
Tertinggi
Telah
banyak penelitian mengungkapkan bahwa apel, seperti buah-buahan lain, kaya akan
serat, fitokimia, dan flavonoid. Hanya saja, menurut Institut Kanker Nasional
Amerika Serikat, apel paling banyak mengandung flavonoid dibandingkan dengan
buah-buahan lain.
Zat
ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit kanker
paru-paru sampai 50 persen. Selain itu ada kabar baik untuk kaum pria. Hasil
penelitian Mayo Clinic di Amerika Serikat pada tahun 2001 membuktikan bahwa
quacertin, sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel, dapat membantu
mencegah pertumbuhan sel kanker prostat.
Fitokimia
di dalam apel akan berfungsi sebagal antioksidan yang melawan kolesterol jahat
(LDL, Low Density Lipoprotein), yang potensial menyumbat pembuluh darah.
Antioksidan akan mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada
saat bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL, High
Density Lipoprotein), yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan
pembuluh darah.
Tidak
hanya itu, kandungan pektin (serat larut yang dikandung buah-buahan dan sayuran),
telah diteliti dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Secara
spesilik pada sebuah penelitian awal, terbukti bahwa dalam apel ditemukan asam
D-glucaric yang berinanfaat mengatur kadar kolesterol. Disebutkan dalam
penelitian tersebut, jenis asam ini mampu mengurangi kolesterol sampai 35
persen.
Kadar
kolesterol yang terjaga dan zat antioksidan akan melindungi tubuh dari serangan
jantung dan stroke. Ini terbukti pada sebuah studi di Finlandia tahun 1996,
bahwa orang yang pola makannya mengandung fitokimia, berisiko rendah untuk kena
penyakit jantung. Penelitian lain, sebagaimana dikutip the British Medical
Journal mengungkapkan bahwa apel juga mencegah terjadinya stroke.
Zat
fitokimia yang terdapat pada kulit apel ini, menurut sebuah penelitian di
Cornell University Amerika Serikat, bermanfaat menghambat pertumbuhan sel
kanker usus sebesar 43 persen. Fitokimia dan flavonoid secara bersama-sama
dilaporkan juga menurunkan jumlah kejadian kanker paru-paru.
Sementara
itu, sebuah penelitian lain di Welsh, Inggris, menunjukkan bahwa konsumsi buah
apel secara teratur akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik. Para peneliti
yakin fungsi pernapasan akan lebih baik karena kandungan fitokimia di dalam
apel meredam efek negatif oksidan yang merusak organ tubuh.
Redakan Diare
Kandungan
serat apel ternyata terhitung tinggi, sebesar lima gram untuk setiap buah
berukuran sedang. Jumlah ini lebih tinggi daripada kandungan serat pada
kebanyakan produk sereal. Serat ini bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan
menurunkan berat badan.
Buah
ini hampir tanpa lemak dan kolesterol, sehingga cocok dimasukkan sebagai menu
orang yang sedang berdiet. Keluhan seperti sembelit pada orang diet, tidak akan
terjadi bila orang tersebut memasukan apel sebagai bagian dari menunya.
Meski
bermanfaat mengatasi sembelit, buah apel juga punya khasiat meredakan diare.
Ini menurut Miriam Polunnin dalam bukunya “Healing Foods”. Menurut buku
tersebut, apel sangat bermanfaat untuk pencernaan.
Penelitian
Konowalchuck J pada tahun 1978 mempublikasikan manfaat lain apel. Konowalchuck
menyebutkan bahwa sari buah apel terbukti ampuh melawan berbagai serangan
infeksi virus. Dengan sari apel, stamina dan kekebalan tubuh akan menjadi lebih
baik. Kondisi ini bisa menghindarkan tubuh dari serangan virus, terlebih pada
saat pergantian musim seperti sekarang ini.
Di
samping kandungan zat-zat yang telah disebutkan di atas. Apel juga mengandung
tannin berkonsentrasi tinggi. Tannin ini, seperti ditulis “Jurnal American
Dental Association” pada tahun 1998, mengandung zat yang dapat mencegah
kerusakan gigi dan penyakit gusi yang disebabkan oleh tumpukan plak. Tidak
hanya itu, tannin juga berfungsi mencegab infeksi saluran kencing dan menurunkan
risiko penyakit jantung.
§ Beberapa Khasiat Buah Apel
Penampilan apel
yang merah dan ranum mengundang imajinasi dan selera orang yang memandangnya.
Apel dijuluki buah terlarang yang sensual dan memiliki daya tarik tersendiri.
Lebih dari itu, buah apel punya banyak manfaat untuk kesehatan, yaitu:
1.
Menurunkan kadar kolesterol
Apel dikenal
mengandung fitokimia, zat antioksidan yang efektif melawan kolesterol jahat
(LDL). Life Science tahun 1999 menulis, selain menurunkan kolesterol jahat,
apel juga meningkatkan kolesterol baik (HDL). Kandungan pektin dan asam
D-glucaric dalam apel berjasa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam
tubuh.
2.
Mencegah kanker dan menyehatkan
paru-paru
National Cancer
Institute di AS melaporkan, zat flavonoid dalam apel terbukti dapat menurunkan
risiko kanker paru-paru sampai 50 persen. Penelitian dari Cornell University di
AS juga menemukan bahwa zat fitokimia dalam kulit apel menghambat pertumbuhan
kanker usus sebesar 43 persen.
3.
Mencegah penyakit jantung dan stroke
British Medical
Journal (1996) mencatat, apel terbukti mencegah serangan stroke. Publikasi
penelitian di Finlandia (1996) menunjukkan, orang berpola makan kaya flavonoid
mengalami insiden penyakit jantung lebih rendah.
4.
Menurunkan berat badan
Sebagai sumber
serat yang baik, apel baik untuk pencernaan dan membantu menurunkan berat
badan. Apel merupakan camilan yang sangat baik untuk orang yang sedang
menurunkan berat badan karena kadar seratnya tinggi sehingga mencegah rasa
lapar datang lebih cepat.
5.
Menjaga kesehatan gigi
Apel juga
mengandung tanin, zat yang bermanfaat mencegah kerusakan gigi periodontal.
Penyakit gusi itu disebabkan saling menempelnya bakteri pembentuk plak. Itu
menurut Journal of American Dental Association (1998).
6.
Membuat perempuan tetap cantik
Kandungan boron
dalam apel terbukti membantu wanita mempertahankan kadar hormon estrogen saat
menopause. Mempertahankan estrogen berarti mengurangi gangguan yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan hormon di kala menopause, misalnya semburan panas,
nyeri, depresi, penyakit jantung, dan osteoporosis.
7.
Melindungi tubuh dari virus flu
Konowalchuck
pada 1978 mengeluarkan publikasi mengenai efek antivirus dalam minuman sari
buah apel. Menurutnya, sari apel sangat baik untuk melawan serangan infeksi
virus karena stamina dan kekebalan tubuh meningkat berkat konsumsi sari apel
itu.
Sumber:
-
Kompas.Com 23
Oktober 2008
-
http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0304/18/231005.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar