Thomas
Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret 1274), kadangkala
juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino) adalah
seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi
terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran
Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae
(1273). Ia disebut sebagai "Ahli teologi utama orang Kristen." Bahkan
ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar santo.
Kehidupan
Thomas Aquinas
Aquinas
merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus.
Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir
dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya
dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan
keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi
iman Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang
sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas
dilahirkan di Roccasecca, dekat Aquino, Italia, tahun 1225. Ayahnya ialah Pangeran
Landulf dari Aquino. Orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh.
Itulah sebabnya anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara
Benedictus di Monte Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan.
Setelah sepuluh tahun Thomas berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples
untuk menyelesaikan pendidikan bahasanya. Selama di sana, ia mulai tertarik
kepada pekerjaan kerasulan gereja, dan ia berusaha untuk pindah ke Ordo
Dominikan, suatu ordo yang sangat berperanan pada abad itu. Keinginannya tidak
direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca setahun
lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah
kepada keinginan anaknya. Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo
Dominikan.
Sebagai
anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris, sebuah
universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama tiga
tahun (1245 -- 1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang
memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus
memberikan kuliah di Studium Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 -
1252.
Pada
tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-1254)
dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques,
Paris.
Kecakapan
Thomas sangat terkenal sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah-kuliah
dalam bidang filsafat dan teologia di beberapa kota di Italia, seperti di
Anagni, Orvieto, Roma, dan Viterbo, selama sepuluh tahun lamanya. Pada tahun
1269, Thomas dipanggil kembali ke Paris. Ia hanya tiga tahun berada di sana
karena pada tahun 1272 ia ditugaskan untuk membuka sebuah sekolah Dominikan di
Naples.
Dalam
perjalanan menuju ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit dan meninggal di
biara Fossanuova, 7 Maret 1274. Paus Yohanes XXII mengangkat Thomas sebagai
orang kudus pada tahun 1323.
Ajaran
Thomas Aquinas
Thomas
mengajarkan Allah sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse
subsistens). Allah adalah "dzat yang tertinggi", yang memunyai
keadaan yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak
sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya.
Dunia
ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati,
tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan
mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi
sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). "Tabiat
kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat," demikian
kata Thomas Aquinas.
Mengenai
manusia, Thomas mengajarkan bahwa pada mulanya manusia memunyai hidup kodrati
yang sempurna dan diberi rahmat Allah. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa,
rahmat Allah (rahmat adikodrati) itu hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi
kurang sempurna. Manusia tidak dapat lagi memenuhi hukum kasih tanpa bantuan
rahmat adikodrati. Rahmat adikodrati itu ditawarkan kepada manusia lewat
gereja. Dengan bantuan rahmat adikodrati itu manusia dikuatkan untuk
mengerjakan keselamatannya dan memungkinkan manusia dimenangkan oleh Kristus.
Mengenai
sakramen, ia berpendapat bahwa terdapat tujuh sakramen yang diperintahkan oleh
Kristus, dan sakramen yang terpenting adalah Ekaristi (sacramentum sacramentorum).
Rahmat adikodrati itu disalurkan kepada orang percaya lewat sakramen. Dengan
menerima sakramen, orang mulai berjalan menuju kepada suatu kehidupan yang baru
dan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadikan ia berkenan kepada
Allah. Dengan demikian, rahmat adikodrati sangat penting karena manusia tidak
bisa berbuat apa-apa yang baik tanpa rahmat yang dikaruniakan oleh Allah.
Gereja
dipandangnya sebagai lembaga keselamatan yang tidak dapat berbuat salah dalam
ajarannya. Paus memiliki kuasa yang tertinggi dalam gereja dan Pauslah
satu-satunya pengajar yang tertinggi dalam gereja. Karya teologis Thomas yang
sangat terkenal adalah "Summa Contra Gentiles" dan "Summa
Theologia".
Referensi:
-
http://mrthomasaquinas.multiply.com/journal/item/1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar