Biografi Amien Rais
Prof.
Dr. H. Amien Rais (lahir di Solo,
Jawa Tengah,
26 April
1944;
umur 65 tahun) adalah politikus Indonesia
yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR
periode 1999
- 2004.
Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999
pada bulan Oktober
1999.
Namanya
mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia pada saat-saat akhir
pemerintahan Presiden Soeharto sebagai salah satu
orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah. Setelah
partai-partai politik dihidupkan lagi pada masa pemerintahan Presiden Habibie,
Amien Rais ikut mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjabat
sebagai Ketua Umum PAN dari saat PAN berdiri sampai tahun 2005.
Sebuah
majalah pernah menjulukinya sebagai "King Maker". Julukan itu
merujuk pada besarnya peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada
Sidang Umum MPR tahun 1999 dan Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan
suara partainya, PAN, tak sampai 10% dalam pemilu 1999.
Awal karir
Lahir di Solo
pada 26 April 1944, Amien dibesarkan dalam keluarga aktivis Muhammadiyah
yang fanatik. Orangtuanya, aktif di Muhammadiyah cabang Surakarta. Masa belajar
Amien banyak dihabiskan di luar negeri. Sejak lulus sarjana dari Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
pada 1968
dan lulus Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta (1969),
ia melanglang ke berbagai negara dan baru kembali tahun 1984
dengan menggenggam gelar master (1974) dari Universitas Notre Dame, Indiana,
dan gelar doktor ilmu politik dari Universitas Chicago,
Illinois,
Amerika Serikat.
Kembali ke tanah air, Amien kembali ke kampusnya,
Universitas Gadjah Mada sebagai dosen. Ia
bergiat pula dalam Muhammadiyah, ICMI,
BPPT,
dan beberapa organisasi lain. Pada era menjelang keruntuhan Orde Baru,
Amien adalah cendekiawan yang berdiri paling depan. Tak heran ia kerap dijuluki
Lokomotif Reformasi.
Terjun ke politik
Akhirnya setelah terlibat langsung
dalam proses reformasi, Amien membentuk Partai Amanat Nasional (PAN) pada 1998
dengan platform nasionalis terbuka. Ketika hasil pemilu 1999 tak memuaskan bagi
PAN, Amien masih mampu bermain cantik dengan berhasil menjadi ketua MPR.
Posisinya tersebut membuat peran Amien
begitu besar dalam perjalanan politik Indonesia saat ini. Tahun 1999, Amien
urung maju dalam pemilihan presiden. Tahun 2004 ini, ia maju sebagai calon
presiden dan meraih hampir 15% suara nasional.
Pada 2006
Amien turut mendukung evaluasi kontrak karya
terhadap PT. Freeport Indonesia. Setelah terjadi Peristiwa Abepura,
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar
secara tidak langsung menuding Amien Rais dan LSM terlibat dibalik
peristiwa ini. Tapi hal ini kemudian dibantah kembali oleh Syamsir Siregar.
Pada Mei 2007 ia mengaku bahwa semasa
kampanye pemilihan umum presiden pada tahun
2004 ia menerima dana nonbujeter Departemen Perikanan
dan Kelautan dari Menteri Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri
sebesar Rp200 juta sekaligus menuduh bahwa pasangan calon presiden dan wakil
presiden lainnya turut menerima dana dari departemen tersebut, termasuk
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla
yang kemudian terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
Referensi:
-
http://id.wikipedia.org/wiki/Amien_Rais
Tidak ada komentar:
Posting Komentar