Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi,
Sumatera
Barat, 3 Juli 1883 – meninggal di Bandung, Jawa Barat,
17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan
Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia), Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad pada tahun 1918 mewakili Centraal Sarekat Islam.[1] Ia dimakamkan di TMP Cikutra
- Bandung dan dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 218 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959).
Dia pernah bekerja sebagai klerk di Departemen Buderwijs
en Eredienst dan menjadi wartawan di Bandung
pada surat kabar Belanda, Preanger Bode dan majalah Neraca
pimpinan Haji Agus
Salim. Dia sempat menjadi Pemimpin
Redaksi Kaoem Moeda sebelum mendirikan surat kabar Kaoem Kita pada 1924. Selain itu ia juga pernah aktif dalam Sarekat
Islam dan pernah menjadi anggota Dewan Rakyat yang pertama (1920-1923). Setelah kemerdekaan, ia turut membantu mendirikan Persatuan
Perjuangan Priangan
Riwayat Perjuangan
-
Mengecam tulisan orang-orang Belanda
yang sangat menghina bangsa Indonesia melalui tulisannya di harian berbahasa
Belanda, De Express.
-
Pada tahun 1913, menentang rencana pemerintah Belanda dalam mengadakan
perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis melalui Komite Bumiputera bersama dengan Ki
Hadjar Dewantara.
-
Pada tahun 1922, memimpin pemogokan kaum buruh di daerah Yogyakarta sehingga ia diasingkan ke Garut, Jawa Barat.
-
Mempengaruhi tokoh-tokoh Belanda
dalam pendirian Technische Hooge School - Institut Teknologi Bandung (ITB).
Karya Sastra
Terjemahannya
-
Tanah
Airku (karya C. Swaan Koopman, 1950)
Trivia
Referensi:
-
Setiono, Benny. G (2002). Tionghoa
dalam Pusaran Politik. Jakarta: TransMedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar