RUMAH KELUARGA BAHAGIA

Sabtu, 04 Maret 2017

Etika Terapan pada Profesi Wartawan by Catatan Kuliah Lucky, Nafis, dan Taa


Metode Penelitian
Dalam penelitian ada beberapa metodelogi yang dilakukan oleh para peneliti, baik secara pendekatan secara analisis kualitatif, melalui analisis kualitatif mengandung makna suatu  penggambaran atas data dengan menggunakan kata dan baris kalimat. Ataupun melalui pendekatan analisis kuantitatif. Metode penelitian tersebut diantaranya:
  1. Metode Observasi Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
a.   Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
b.    Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
c.   Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
d.    Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan, yakni:
  1. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang.
  2. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal ataupun non verbal.

  1. Metode Wawancara
Maksud dengan metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan narasumber atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide. Di dalam wawancara terdapat proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah susatu pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari, antara lain:
  1. Pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal sebelumnya.
  2. Responden selalu menjawab pertanyaan.
  3. Pewawancara selalu bertanya.
  4. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral.
  5. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.

  1. Metode Kuesioner
Metode lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap. Walaupun nama yang diberikan kepada daftar pertanyaan disebut kuesioner atau schedule, tapi isi dari daftar pertanyaan tersebut sama saja sifatnya. Kuesioner atau schdule tidak lain adalah sebuah draf pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Kuesioner harus mempunyai center (pusat) perhatian, yaitu masalah yang ingin dipecahkan. Tiap pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Dalam memperoleh keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin dipecahkan itu, maka secara umum isi kuesioner dapat berupa:
a.      Pertanyaan tentang fakta.
b.     Pertanyaan tentang pendapat.
c.      Pertanyaan tentang persepsi diri.





BAB III
TEORI YANG DIGUNAKAN
Teori yang digunakan dalam penelitian kami yaitu berupa wawancara. Karena dalam wawancara seperti yang sudah dijelaskan di atas yakni maksud metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan narasumber atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide. 
Dalam kesempatan ini, kami menanyakan etika terapan pada profesi wartawan. kami mewancari seorang wartawan (Abdul Rochim) dari Harian Seputar Indonesia. Wartawan  adalah sebuah profesi. Dengan kata lain, wartawan adalah seorang profesional, seperti halnya dokter, bidan, guru, atau pengacara. Sebuah pekerjaan bisa disebut sebagai profesi jika memiliki empat hal berikut, sebagaimana dikemukakan seorang sarjana India, Dr. Lakshamana Rao:
1. Harus terdapat kebebasan dalam pekerjaan tadi.
2. Harus ada panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan itu.
3. Harus ada keahlian (expertise).
4. Harus ada tanggung jawab yang terikat pada kode etik pekerjaan. (Assegaf, 1987).


Perkembangan Teknologi Komunikasi by Catatan Kuliah Lucky


A.        RIWAYAT ATAU SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
*     ERA MANUSIA BERKOMUNIKASI
Peradaban terbesar mempunyai gerak hati untuk menciptakan sebuah infrastuktur komunikasi yang mampu mengkomunikasikan dengan cepat. Orang yunani kuno dan orang Roma membangun menara untuk menyampaikan pesan dari jarak jauh dari kerajaan. Orang Anasazi bagian Amerika kuno bagian selatan mempunyai sebuah pusat “broadcasting” sebagai system tanda kebakaran di sebuah tempat pada abad ke-21. Pada hari Napoleon, sebuah jaringan tanda pada menara untuk membawa kepetingan melalui lintas Negara prancis. (Holzmann dan Pehrson, 1994).
            Dalam berkomunikasi, manusia menggunakan lebih banyak gerak-gerik, sikap tubuh dan mimik, tetapi perumusan pesan itu sendiri lebih dimungkinkan oleh adanya bahasa dan lambang-lambang yang dapat dipahami bersama. Kemampuan untuk menggambar atau menuliskan lambang-lambang yang memiliki arti adalah sutau keunikan dari spesies manusia, dan ini menjadi salah satu perbedaan paling signifikan antara manusia dengan mahluk yang lain di bumi ini. Manusia sudah mulai menggambar dan melukis lambang-lambang di batu sejak tahun 35.000 SM, dan ilustrasi-ilustrasi serupa ini menjadi sebuah bagian penting dalam kehidupan manusia selama berabad-abad. Perkembangan komunikasi antarmanusia tidak terlepas dari pengaruh naluri kemanusiaan itu sendiri. untuk bertahan hidup manusia membutuhkan manusia yang lainnya untuk saling membantu. Sementara pada tahapan saling memberikan bantuan inilah proses komunikasi akan sangat dibutuhkan.

§  Zaman Tanda dan Isyarat Zaman ini merupakan yang paling awal dalam sejarah perkembangan manusia dan muncul jauh sebelum nenek moyang manusia dapat berjalan tegak. Dalam berkomunikasi satu sama lain, peran insting (meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting. Proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting dan bukan rasionya.
Itu semua terjadi karena kemampuan kapasitas otak manusia masih sangat terbatas. Perkembangan otak mereka juga sangat lamban. Oleh karena itu, zaman ini berjalan dalam ribuan tahun sebelum digunakannya gerak isyarat. Bunyi-bunyian dan tanda jenis lain dalm komunikasi. Penggunaan tanda dan isyarat itu tidak berarti bahwa manusia pada zaman tersebut tidak dapat berkomunikasi. Gerak isyarat dan tanda itu dalam komunikasi dikenal dengan komunikasi nonverbal. Hal ini tetap bisa dikatakan berkomunikasi meskipun dengan “bahasa” dan kemampuannya sendiri. Ringkasnya, mereka mengadakan komunikasi dengan sederhana sekali. Lebih dari beribu-ribu tahun lamanya, pola komunikasi tidak hanya digunakan, tetapi juga mengalami penyempenting komunikasi dalam era ini adalah digunakannya bahasa tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi. Munculnya tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi berasal dari penyempurnaan penggunaan suara (geraman, tangisan, dan jeritan) sebagai alat komunikasi.

§  Zaman Bahasa Lisan Zaman komunikasi lisan ini berjalan kira-kira 300.000 sampai 200.000 tahun SM. Era ini juga ditandai dengan lahirnya embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia pada zaman ini sering disebut dengan homosapiens. Dari penelitian yang pernah dilakukan, kemampuan berbicara dalam sistem bahasa baru terjadi sekitar 90.000 tahun sampai 40.000 tahun SM. Sementara itu bahasa secara lengkap mulai digunakan kira-kira 35.000 tahun SM. Pada awal sejarah perkembangan manusia dalam mengenal tulisan, mereka telah memahat atau mengukir gambar binatang dan manusia pada tulang, batu, taring, dan bahan-bahan yang lain. Manusia pada era ini biasanya mewariskan lukisan indah pada dinding beberapa gua di daerah mereka tinggal. Ratusan gua itu pernah ditemukan di Spanyol dan Perancis bagian selatan. Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi malaui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Pesan-pesan ini mengemuka lewat perilaku manusia. Ketika kita berbicara, kita sebenarnya sedang berperilaku. Ketika kita melambaikan tangan, tersenyum, bermuka masam, menganggukkan kepala, atau memberikan suatu isyarat, kita juga sedang berperilaku. Sering perilaku-perilaku ini merupakan pesan-pesan, pesan-pesan itu kita gunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain.
§  Zaman Tulisan Kecakapan manusia berkomunikasi secara lisan menurut perkiraan berlangsung sekitar 50 juta tahun, kemudian memasuki generasi kedua di mana manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi melalui tulisan. Bukti kecakapan ini ditandai dengan ditemukannya tanah liat yang bertulis di Sumeria dan Mesopotamia sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Kemudian berlanjut dengan ditemukannya berbagai tulisan di kulit binatang dan batu arca. Lalu secara berturut-turut dapat disebutkan pemakaian huruf kuno di Mesir (3000 tahun SM), alphabet Phunesia (1800 tahun SM), huruf Yunani Kuno (1000 tahun SM), huruf Latin (600 tahun SM).
Mendekati tahun 3.500 SM, manusia memiliki gagasan untuk mengembangkan serangkaian lambang yang sederhana yang dapat dipahami oleh kalangan luas, yaitu huruf. Huruf mewakili suara yang diucapkan dan dengan berbagai cara, satu huruf dapat digabungkan dengan huruf lain sehungga membentuk apa yang kita namkan kalimat. Sistem ini disebut abjad fonetik. Abjad fonetik yang pertama berasal dari abjad baji yang dikembangkan oleh orang Sumeria kuno. Penyebarannya yang luas hingga ke wilayah Mesopotamia membuatnya menjadi pendahulu hieroglif Mesir. Abjad Baji lah yang menjadi cikal bakal Abjad Ibrani maupun Abjad Arab. Selain itu, ia juga merintis abjad Yunani, yang pada gilirannya mengantar hadirnya Abjad Romawi yang kini digunakan dalam Bahasa Inggris, Perancis, Jerman dan sebagian besar bahasa-bahasa barat lainnya. Abjad Sirilik yang digunakan di Rusia dan di negara-negara Slavia lain juga berkembang dari Abjad Yunani kuno. Abjad Cina yang lahir beberapa waktu kemudian setelah Abjad Tinur Tengah kuno, dipinjam oleh sebagian besar bangsa Asia, misalnya Jepang dan Korea, untuk dijadikan dasar abjad yang digunakan dalam bahasa masing-masing.
Setelah berlangsung ribuan tahun lamanya, sampailah manusia ke zaman tulisan (zaman ini muncul sekitar 5000 tahun sebelum masehi). Komunikasi tidak lagi dilakukan hanya dengan mengandalkan lisan, tetapi didukung pula oleh bahasa tulis. Sebuah prasasti yang ditemukan menginformasikan bahwa sekitar 4000 tahun SM ditemukan kota kuno di Mesopotamia dan Mesir. Sebagaian besar prasasti ini menggambarkan lukisan dengan kasar atau goresan pada dinding bangunan. Sementara itu tulisan alfabet muncul kurang dari 100 tahun kemudian dan berkembang secara cepat. Tulisan tersebut menyebar ke seluruh dunia kuno, dan baru beberapa abad kemudian sampai ke negeri Yunani. Lambat laun gagasan penggunaan simbol huruf konsonan dan vokal muncul. Saat itu karakter yang dibutuhkan kurang lebih seratus. Suatu jumlah yang sangat besar tentunya, karena padahal sekarang ini kita hanya mengenal dua pulu enam karakter huruf. Sesudah banyak variasi pembahasan sejarah perkembangan tulisan, satu kejadian yang tidak boleh kita tinggalkan adalah peristiwa di Yunani. Bangsa ini telah secara efektif dan sederhana mempunyai sistem standarisasi huruf. Sekitar 500 tahun SM, mereka telah secara luas menggunakan alfabet. Akhirnya, alfabet orang-orang Yunani masuk ke Roma yang kemudian dibangun serta dimodifikasi. Dewasa ini, kita menggunakan huruf-huruf kapital (majuscule) dan huruf kecil (miniscule) yang berasal dari Roma itu. Lambat laun sistem tulisan alfabet ini berkembang secara cepat dan lengkap. Tanpa bantuan sistem tulisan ini bisa jadi populasi penduduk yang buta huruf akan menjadi lebih besar. Perkembangan yang penting pun terjadi pula dalam ilmu pengetahuan, lukisan, pemerintahan, dan keagamaan.

§  Zaman Kemunculan Retorika Sebagai cikal bakal ilmu komunikasi, retorika mempunyai sejarah yang panjang. Para ahli berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak manusia ada. Akan tetapi, retorika sebagai seni bicara yang dipelajari dimulai pada abad kelima sebelum masehi, ketika kaum Sofis di Yunani mengembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain untuk mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan terutama pada kemampuan berpidato. Betapa pentingnya retorika dapat dilihat dari peranan retorika dalam demokrasi. Dalam hubungan ini terkenal seorang orator bernama Demosthenes (384-322) yang pada zaman yunani sangat termasyhur karena kegigihannya mempertahankan kemerdekaan Athena dari ancaman Raja Phillipus dari Macedonia.
Pada waktu itu telah menaji anggapan umum bahwa di mana terdapat sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, di situ harus ada pemilihan berkala dari rakyat dan oleh rakyat untuk memilih pemimpin-pemimpinnya. Di mana demokrasi menjadi sistem pemerintahan, di situ dengan sendirinya masyarakat memerlukan orang-orang yang mahir berbicara di depan umum.

§  Kemajuan Teknologi Komunikasi Komunikasi makin berkembang dengan ditemukannya mesin cetak di Cina pada abad ke-10 yang meluas ke Jepang abad ke-12. Akhirnya komunikasi mulai dapat menembus jarak dan waktu, terutama setelah Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada tahun 1440. Perkembangan komunikasi makin sempurna dengan adanya berbagai penemuan baru. Louis Daguerre menemukan fotografi yang dapat mengabadikan rupa dan peristiwa (1822). Samuel Morse menemukan telegrafi jarak jauh pertama (64 KM: 1844). Thomas Alva Edison menemukan perekam bunyi (fonograf) pertama, yang dapat mengabadikan komunikasi lisan secara praktikal (1877). Alexander Graham Bell menemukan telpon yang dapat mempercepat komunikasi pengganti suara yang sangat memakan waktu dan tenaga (1876). Guglielmo Marconi menemukan radio telegrafi (1898), disusul penemuan radio teleponi oleh Reginald Fressenden(1900). Malam Natal tahun 1906, Fressenden merintis siaran radio pertama di dunia.
Selanjutnya Edison menemukan film bicara (1913). Televisi dirintis oleh Paul Nipkov (1883). Sejak tahun 1935, televisi merupakan alat komunikasi mutakhir. Sementara itu teleks muncul di eropa awal tahun 30-an:jaringannya meluas setelah Perang Dunia II, yang mempercepat penyampaian berita dalam media massa. Setelah itu ditemukannya kapal api oleh Robert Fulton (1807), kereta api oleh George Stephenson (1825), serta pesawat terbang oleh dua bersaudara Wilbur dan Orville Wright (1903), merupakan penyempurnaan teknologi pengangkutan yang langsung mempengaruhi kelancaran komunikasi. Tahun-tahun tersebut adalah tahapan di mana komunikasi terus mengalami kemajuan dan penyempurnaan. Bahkan di masa sekarang kita mengenal yang namanya internet, handphone, komputer, serta beragam teknologi komunikasi yang sudah menggunakan teknik digital.

ERA PERCETAKAN
Perkembangan teknologi komunikasi diawali oleh penemuan sebuah alat cetak pada tahun 1041. Meskipun Johann Gutenberg, seorang yang berkebangsaan Jerman, dikenal sebagai orang yang membuat cetak-mencetak menjadi poses yang jauh lebih cepat dan ekonomis di tahun 1436, namun pemikiran Gutenberg ini bercikal dari sebuah penemuan awal alat cetak di Cina pada tahun 1041 tadi.
Seorang bernama Bi Zheng di Cina diakui secara umum sebagai pencipta keterampilan cetak-mencetak. Tahun 1041, ia mencetak dokumen-dokumennya yang pertama dengan menggunakan cetakan huruf yang sudah ia bakar dalam tanah liat dan kemudian dibentuk menjadi kalimat. Proses Bi Zheng diperbaiki oleh Wang Zhen pada tahun 1298, yang membuat huruf-hurufnya dari kayu keras dan selanjutnya mencetak buku-buku dan bahkan surat kabar. Dalam perkembangannya saat ini teknik percetakan, sudah semakin maju telah mengantarkan bentuk suratkabar dan majalah semakin baik dan indah. Selain dari itu, tekhnik penulisan isi redaksionalnya sudah semakin baik pula. Perkembangan terakhir adalah diperlukannya teknik percetakan jarak jauh. Cetak jarak jauh ini telah diterapkan oleh beberapa suratkabar besar di dunia. Suratkabar yang dulunya hanya dicetak di London, sekarang dalam waktu bersamaan juga dicetak di Hongkong. Teknik ini juga akan berlaku di Indonesia. Tekhnik cetak jarak jauh tentu akan memudahkan pendistribusian media cetak ke daerah, sehingga waktu pengiriman bisa dipangkas. Perkembangan teknologi komunikasi pada mulanya berupa suratkabar namun berkembang dengan di temukannya telegram oleh Michael Faraday (1791-1867). Telegram merupakan sebuah terobosan dalam komunikasi karena ini memungkinkan terjadinya komunikasi instan antara dua orang yang tidak berhadapan muka. Gagasan untuk mengirimkan pesan-pesan sandi dengan sarana kabel yang masing-masing mewakili setiap huruf dalam abjad. Pada tahun 1836 Samuel F. B. Morse menemuan telegrap yang telah berarti tersedianya awal dari tekhnologi komunikasi dan infrastruktur komunikasi industri. Pada mulanya Morse mengirim sebuah sisitem telegrap pada kali pertama pada tahun 1844. “What hath God wrought?”, secara berlebih-lebihan sebuah kepentingan dari bentuk baru komunikasi. Menjelang tahun 1859 jaringan tegrap menjangkau benua eropa dan menjelang 1866 mereka menghubungkan benua-benua di dunia melalui slauran bawah laut. Sejarah Daniel Czitrom (1982) menyebut telegrap sebagai “lightning lines” untuk merefleksi antara trasmisi kecepatan komunikasi dan efek perubahan bentuk dari system komunikasi yang baru. Bisnis berkembang menjadi besar dan luas sebagai penemuan mereka yang bisa menggunakan telegrap untuk mengkoordinasi aktifitas antara cabang-cabang yang jauh. Bersamaan dengan jalan kereta api, telegrap membuat sebuah kemungkinan ekonomi nasional sebagai modal perusahaan daerah yang mereka bisa memperluas to menutup seluruh Negara. Telegrap juga mempunyai fungsi media masa yang penting, melewati pelayanan wire seperti asosiasi press yang menyampaikan berita terbaru ke setiap kota. Langkah kedepan hasil dari sebuah percobaan untuk mengembangkan telegrap dengan mendapatkannya untuk menyampaikan berbagai pesan pada sebuah sing wire. Penemu, seorang guru yang bernama Alexander Graham Bell, pada mulanya menyebut penemuannya “harmonic telegraph”. Tapi ketika percobaannya di Labolatorium Boston pada awal maret tahun 1876. Dia mendapat accident menuagkan beberapa asam pada pangkuannya dan memanggil asistennya. “Mr. Watson, kemari, saya membutuhkan anda,” kata dia, dan perlengkapan pada mejanya mengeluarkan suara/menyiarkan kata-katanya melewati wires (cabel) ke kamar depan. Mr. Watson segera datang, dan telephone terlahir . Alexander Graham Bell membangun perusahaan Bell Telephone pada tahun berikutnya, 1877. Lima tahun kemudian, pada tahun 1882, system Bell yang diperoleh Western electric, sebuah perusahaan electric. Ini menempatkan ke tempat kedua dari power telekomunikasi yang merupakan awal sebutan dari American Telephone and Telegraph, atau AT and T untuk istilah itu. Gedung pertama pada Bell’s patents dan surat pada siasat bisnis, AT dan T mendominasi industry telephone menjelang tahun 1910. Ini kemudian dibuat untuk monopoli infrastruktur telekominikasi dengan memperoleh Western Union, perusahaan telegraph terbesar di United State. Ini adalah tahun dimana monopoli dipertimbangkan sebagai mata pencaharian pokok masyarakat evil. Dengan ancaman pada tahun 1890 Sherman Antitrust Act tampak, AT and T membatalkan kesepakatan pada Western Union pada tahun 1913, berkata akan bersaing secara fair dengan saingannya, dan berjanji untuk membawa pelayanan telephone ke semua-pledge of Universal Service. Pekembangan selajutnya ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seseorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nikov, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Akhirnya Nikov diakui sebagai “Bapak Televisi”. Televisi mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada tahun 1939, yaitu ketika berlangsungnya “World’s Fair” di New York, namun sempat terhenti ketika terjadi Perang Dunia II. Televisi sebagai pelayanan comunitas antena untuk comunitas-comunitas terpencil pada tahun 1940 dan 1950. Mendekat untuk penduduk desa berakar lebih dari 20 tahun. Sepanjang waktu ini, keuntungan dari perusahaan baru rose dan fell dengan naik turunnya regulasi dari Washington DC. Pendingin pada stasiun televise baru antara tahun 1966 dan 1972, cable operator keluar pasar televise yang meluas dengan keputusan FCC pada usaha untuk nuture stasiun UHF local yang baru (channel 14-69) bahwa panggung sandiwara dengan popular jarak tanda cable bisa import dari Chicago atau New York. Ketika larangan terangakat pada tahun 1972, perusahaan meluas yang pemilik system cable semakin bertambah banyak, multiple system operators (MSOs), mengikutsertakan dalam sebuah high-stakes perang tawar-menawar atas hak untuk wire kota-kota America untuk cable television. Dengan menyebarkan satelit menyalurkan pionir programming cable oleh HBO, banyak channel baru (seperti ESPN dan CNN) terbangun, seruan untuk audience. Menjelang tahun 1985 hampir setiap kota di U.S mempunyai cable TV. Era ini juga ditandai dengan pengaruh yang menguasai Tele-komunikasi, inc. (TCI) sebagai system operator multiple cable terbesar.
            Televisi selain menyajikan aspek hiburan, juga menyiarkan berita, yang ada antaranya bersifat sosial kontrol. Karena itu, televisi sebagai media massa telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di rumah tangga masing-masing.
Sebagai media massa yang muncul belakangan dibandingkan media cetak, televisi baru berperan selama tiga puluh tahun. ‘Kotak ajaib’ ini sendiri lahir setelah adanya beberapa penemuan tekhnologi, seperti telepon, telegraf, fotografi (yang bergerak dan tidak bergerak) serta rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media televisi kini dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya.
            Seiring berkembangnya teknologi di temukanlah komputer. Dari kemunculan komputer inilah yang di kemudian hari terus mengembang dan akhirnya lahirlar fasilitas internet. Internet adalah sejenis media massa yang agak baru.
Tahun 1972 merupakan awal kelahiran jaringan internet, yaitu dengan adanya proyek yang menghubungkan antara jaringan komunikasi pada jaringan komputer ARPANET. Proyek tersebut telah menetapkan sebuah metoda baru untuk menghubungkan berbagai macam jaringan yang berbeda yang dikenal sebagai konsep gateway. Pada tahun 1973-1977, dikembangkan protokol TCP/IP (Transmission Control/Internetworking Protocol). Protokol ini digunakan untuk pengiriman informasi yang dikenal sebagai paket (packet). Internet baru dimanfaatkan di Indonesia pada tahun 1996. Seseorang yang mempunyai pesawat komputer dapat menyambungkannya dengan jaringan komputer lainnya lewat satelit. Perbedaannnya dengan teknologi komunikasi lainnya bahwa internet dapat dibuat oleh orang perorang, bukan hanya oleh satu lembaga yang bergerak dalam penyiaran informasi.
Informasi yang dibuat seseorang dapat diketahui oleh banyak orang sepanjang orang lain tersebut mempunyai jaringan. Karena dapat diakses oleh publik inilah, maka internet dapat dikategorikan sebagai media massa.
Lebih dari lima orang Amerika dewasa menggunakan internet di rumah, kantor atau sekolah, dan di atas 10% menggunakannya setiap hari. Dari karakteristik jenis kelamin hampir sama banyaknya lelaki dengan perempuan yang menggunakan web (situs).
            Internet merupakan aktivitas mereka sehari-hari. Situs juga menjadi sumber informasi untuk hiburan dan informasi untuk perjalanan wisata. Pengguna internet bergantung pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya.
Namun demikian kehadiran internet yang mewabah dengan cepat serta mampu membuat para penggunaya menjadi ketagihan telah memberikan dampak mengejutkan terutama pada perusahaan-perusahaan penyedia jasa internet. Seirng berjalannya waktu internet menjadi seperti media komunikasi yang lazim ditemukan. Siapapun nyaris bisa mengakses layanan internet kapan dan di manapun. Sehingga tarif internet menjadi murah.

MAKNA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Perkembangan yang terjadi dengan cepat di bidang komunikasi membuat para ahli menyebutnya sebagai revolusi komunikasi. Perubahan yang cepat ini didorong oleh adanya berbagai penemuan di bidang teknologi sehingga apa yang dulu merupakan kendala dalam kegiatan komunikasi, sekarang sudah terbuka lebar. Seseorang dapat berhubungan dengan seseorang atau sekelompok orang tanpa dibatasi oleh faktor waktu, jarak, jumlah, kapasitas dan kecepatan. Contohnya penggunaan satelit dalam komunikasi. Di sisi lain ada beberapa ahli yang menerima revolusi komunikasi ini dengan hati-hati. Hal ini terutama pada dampak negatifnya. Menurut Tehranian dalam 25 tahun terakhir ada tiga kekuatan, yaitu teknologis, sosio-ekonomi, dan politik yang telah mengubah sistem-sistem internasional ke tingkat tertentu. Revolusi informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru, sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas sosial. Disamping itu, kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi pun mampu mengatasi jarak ruang dan waktu. Akan tetapi di lain sisi, globalisasi informasi dan komunikasi tidaklah sepenuhnya membawa kebahagiaan bagi semua orang, masyarakat atau bangsa. Pengetahuan dan preferensi yang cenderung seragam terhadap informasi di masing-masing negara justru dapat menumbuhkan perbedaan atau kesenjangan internasional dalam berbagai bidang. Terjadinya pemekaran jenis-jenis media sebagai akibat kemajuan tekhnologi komunikasi dan informasi yang luar biasa, globalisasi media pun meningkat dalam kualitas jaringan internet global (cybercommunication) telah menciptakan sebuah jalan raya yang syarat informasi yang amat luas dan seakan-akan tidak berujung (information super haigway) komunikasi internet cenderung menjadi sebuah jenis media massa baru, karena penggunaan internet sudah massal. Internet diibaratkan sebuah “dunia maya’ (dunia mimpi) tatkala TV telah menjadi begian terpenting dalam budaya komunikasi umat manusia “istilah katak dalam tempurung” sudah mulai berubah tempurung kepala mulai berlubang-lubang kata seorang pengamat komunikasi manca negara. Dan kodok yang sudah lama tinggal di dalamnya sudah mulai bisa melihat ke seluruh pelosok dunia (TV disebut jendela dunia). Sedangkan ketika kemudian muncul internet yang membentuk jaringan komunikasi dan informasi sejagat. Tempurung kepala itupun terbalik. Akibatnya sang kodok memperoleh kekuasaan meloncat-loncat ke seluruh dunia dengan kendaraan komputer. Sebagai konsekuensi keberadaan cybercom, agaknya diperlukan undang-undang hukum pidana yang mengatur jaringan internet global ata antar bangsa (international cyberlow) untuk bekerja sama untuk melawan dampak buruk cybercom atau yang merugikan nilai-nilai budaya sutu bangsa. Dalam globalisasi media massa (yang di perkuat dengan kemunculan berbagai saluran komunikasi massa yang kian canggih khususnya internet). Globalisasi media massa cenderung mendorong perluasan aspirasi kebebasan menyatakan pendapat atau kebebasan informasi di masing-masing negara.
Di Indonesia aspirasi kebebasan itu ingin mengutamakan pembatasan yuridis melalui pengadilan. Namun, karena sistem yang berlaku di zaman orde baru tidak/belum memungkinkan hal itu, maka aspirasi kebebasan itu lebih pada hiburan yang kurang sehat justru tidak lagi sesuai dengan tuntutan sistem budaya (norma-norma agama) terjadi secara kontroversi atau kejanggalan. Khalayak media dalam globalisasi informasi berdiri di tengah-tengah polusi kebudayaan tanpa perlindungan karena institusi-institusi tradisional tidak lagi sanggup berperan sebagaimana mestinya.
Arus globalisasi informasi (yang membawa nilai-nilai baru bagi Indonesia). Globalisasi media massa dapat berdampak keresahan dan gejolak sosio cultural di masing-masing negara. Hal itu disebabkan oleh pengaruh media global (informasi global).
            Meskipun demikian, bagi bangsa Indonesia agaknya tolak ukur atau acuan dasar yang masih bisa diandalkan untuk memahami arus globalisasi nilai(yang dibawa oleh globalisasi media massa dan informasi) ialah nilai-nilai agama.


DAFTAR PUSTAKA
Straubhaar, Joseph, Robert LaRose, Media Now, Communications Media in the Information Age, Wadsworth Group, United States of America: 2002.
http://zamrishabib.wordpress.com

KEMAJUAN ELEKTRONIK UNTUK KEBUTUHAN KOMUNIKASI (Media Cetak, Majalah, dan Surat Kabar) by Catatan Kuliah Lucky



Perkembangan teknologi memiliki banyak implikasi pada seluruh bidang kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut mempengaruhi proses eksistensi media. Hal tersebut juga terjadi karena pola perkembangan manusia modern yang cenderung serba instan. Masyarakat pada era globalisasi sekarang ini lebih menggemari kebiasaan menonton daripada kebiasaan membaca. Mereka juga tidak lagi suka membeli surat kabar atau majalah, berganti dengan digandrunginya media elektronik yang menampilkan visualisasi konsep. Kebiasaan ini seiring dengan waktu menjadi perubahan budaya pada manusia.
Media massa sedikit banyak akan mengalami pergeseran atau revolusi ke arah yang lebih canggih. Mulai dari buku, majalah, surat kabar, atau media cetak lainnya tidak memakai kertas lagi karena kita bisa membacanya secara online. Sisi baiknya, tentu jangkauannya lebih luas dan cepat, interaksi tinggi, selalu up-date, dan cost yang dikeluarkan lebih sedikit. Tapi hal tersebut justru akan menurunkan angka minat baca masyarakat terhadap buku dan media cetak.
Media elektronik ikut melakukan perkembangan sesuai permintaan pasar. Perkembangan media elektronik dapat dilihat dalam berbagai bentuk. Bentuk TV digital mendapat kemajuan menjadi TV kabel dan situs Youtube yang fenomenal dalam hal video online merupakan salah satu dari beberapa bentuk perkembangan media elektronik tersebut. Pada dunia penyiaran televisi, perkembangan ini juga terasa pada segmentasi yang diterapkan TV swasta di Indonesia
RIWAYAT DAN SEJARAH PERKEMBANGAN KOMUNIKASI AWAL MANUSIA BERKOMUNIKASI
Komunikasi merupakan kebutuhan yang benar-benar pokok bagi kehidupan manusia baik untuk pertumbuhannya, maupun bagi keperluan mempertahankan kehidupan. Kemampuan manusia menciptakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi merupakan suatu tonggak penting dalam kehidupan manusia. Akan tetapi, ditemukannya tulisan justru lebih penting lagi, karena sejak itu manusia tidak lagi hanya mengandalkan daya ingat mereka semata, tapi telah mampu untuk menembus batasan tersebut. Setiap tonggak perkembangan teknologi komunikasi berkaitan erat dengan riwayat aktivitas kehidupan umat manusia. Dengan adanya tulisan telah menyebabakan kehidupan manusia menjadi lebih luas perkembgannya.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA CETAK
Perkembangan media diawali dengan munculnya media cetak. Inovasi teknologi media memunculkan persaingan yang mengakibatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini turut membawa perubahan sosial masyarakat.
Perkembangan teknologi media juga turut mempengaruhi format atau bentuk-bentuk yang muncul di media. Misalkan, dalam bidang periklanan. Dulu, ketika teknologi media cetak belum berkembang, suatu iklan produk dibuat dengan menggunakan teknologi mesin tik, sedangkan gambar-gambar iklan produk tersebut dibuat secara manual dengan menggunakan pena. Bagaimana dengan sekarang? Perkembangan teknologi sekarang memudahkan orang untuk membuat iklan dengan lebih atraktif. Menggunakan teknologi komputer, iklan suatu produk dapat didesain dengan menggunakan grafis dan dicetak menggunakan printer. Akan tetapi, perkembangan teknologi tidak mempengaruhi isi dari apa yang muncul di media. Misalkan, bagaimana isi berita atau iklan tidak ada yang berubah, kecuali bentuk atau formatnya.
Penemuan Johannes Gutenberg pada tahun 1455 membawa perubahan signifikan bagi masyarakat, terutama Eropa pada saat itu. Perkembangan media cetak, terutama dalam pembuatan buku, terasa lebih mudah dan murah. Selain itu, buku-buku tidak perlu ditulis ulang dengan waktu yang sangat lama. Dengan begitu, ilmu pengetahuan menjadi lebih cepat berkembang. Karena buku-buku catatan lebih mudah didapatkan masyarakat dan pendidikan pun mejadi lebih merata. Dunia percetakan yang berkembang ini juga mempengaruhi penyebaran agama karena jumlah ketersediaan kitab-kitab suci yang makin banyak. Selain itu, sirkulasi informasi seputar bidang sosial, ekonomi, dan politik juga meningkat seiring dengan perkembangan teknologi percetakan.
Perkembangan teknologi media cetak berkaitan dengan perkembangan media cetak itu sendiri seperti surat-surat kabar, koran, majalah, dll. Munculnya majalah-majalah bertemakan politik mewarnai peristiwa Revolusi Amerika saat itu, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya yang mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Isi dari media cetak memang sejak dulu –hingga kini- banyak dipengaruhi oleh berbagai isu penting mengenai peristiwa yang terjadi. Hal inilah yang memunculkan jurnalisme media cetak. Pada akhirnya, perkembangan media cetak seperti majalah tidak melulu berisikan dunia perpolitikan, namun juga tentang kesenian, kebudayaan, cerita pendek, kesusasteraan, atau artikel-artikel opini. Sebagian dari majalah yang terbit sejak zaman dulu, masih ada yang bertahan hingga kini karena kepercayaan masyarakat atas kualitas isi media.
Surat kabar atau biasa disebut koran merupakan salah satu media jurnalisme cetak berisikan artikel-artikel yang memuat tulisan tentang peristiwa atau berita penting terhangat seputar kehidupan manusia. Kadang-kadang terdapat artikel tertentu pada koran yang isinya mengkritik pemerintahan, entah itu kinerja pemerintah atau baik-buruknya sistem pemerintahan dijalankan. Pada zaman dahulu ketika belum ada freedom of the press dan freedom of the speech, pemerintah begitu mengawasi isi media. Kritik-kritik terhadap pemerintah yang dimuat di artikel akan ditanggapi dengan pemberedelan surat kabar yang memuat tulisan atau penangkapan sang jurnalis. Karena mengkritik pemerintah dianggap merupakan suatu tindakan kriminal. Namun justru artikel-artikel yang memuat kritikan itulah yang dapat membuka mata masyarakat sehingga memungkinkan terjadinya revolusi. Tidak hanya kritikan surat kabar yang bisa mendapat kecaman dari pemerintah, tapi juga tulisan-tulisan yang memuat dokumen-dokumen penting yang bisa jadi merupakan bukti bagaimana kinerja pemerintah, berbagai skandal dan korupsi pemerintah, atau strategi yang dijalankan pemerintah untuk tujuan tertentu, kesemuanya dipaparkan sesuai dengan dokumen yang dimiliki oleh surat kabar. Berbagai peristiwa penting dunia juga turut mempengaruhi ideologi jurnalisme suatu surat kabar. Perang dingin antara Amerika Serikat yang mengusung liberalisme dengan Uni Soviet dengan paham komunismenya memecah belah berbagai negara di dunia menjadi tiga kubu, yaitu Blok Barat, Blok Timur, dan Blok Netral. Bagaimana isi stau tampilan msing-masing surat kabar pun berbeda tergantung dari ideologi yang diusung oleh surat kabar tersebut.
Perkembangan teknologi media cetak memang memudahkan masyarakat untuk mendapat informasi, namun di satu sisi juga memunculkan suatu masalah baru. Ideologi liberalisme yang berkembang melahirkan adanya freedom of the press, freedom of the speech, dan freedom of expression. Dengan begitu isi dari media yang muncul tidak dapat dikontrol. Padahal media sering memuat peristiwa-peristiwa yang terkait isu-isu penting yang sensitif, seperti agama, suku, dan ras. Selain itu, hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat, seperti yang berbau seksual misalkan, lebih mudah diakses oleh anak-anak di bawah umur.
Jurnalisme media cetak mencapai puncak kejayaannya ketika berbagai majalah dan surat kabar mulai menyertakan fotografi di halamannya untuk menguatkan isi berita yang dimuat. Dengan begitu audience yang menjadi sasaran mereka pun meluas. Hingga pada akhirnya muncul teknologi televisi yang memunculkan jurnalisme media siar sehingga menggeser posisi media cetak.
Sebuah perusahaan surat kabar biasanya akan mendapat untung besar jika terdapat tulisan yang memungkinkan menjadi sesuatu yang sensational, atau berpeluang menjadi ‘ramai’ dibicarakan. Peristiwa-peristiwa kriminal, berbagai skandal pemerintah, bencana yang dialami manusia, informasi selebriti, merupakan berita-berita yang sangat sering meramaikan kolom-kolom surat kabar, bahkan hingga di era modern seperti saat ini. Surat kabar juga meliputi berita-berita lokal, nasional, maupun internasional, serta mencakup editorial, opini, kritikan, atau komentar-komentar dari pembaca. Masalahnya adalah jumlah audience dari surat kabar justru menurun di level usia yang lebih rendah. Biasanya anak-anak, remaja, atau anak-anak muda pada umumnya lebih menyukai membaca majalah atau menonton televisi daripada membaca surat kabar.
Sebagai salah satu media massa yang modern, majalah sekarang lebih fokus pada audience yang telah tersegmentasi menurut kepentingan atau interest masing-masing, misalkan majalah olahraga, majalah remaja, majalah khusus wanita, majalah otomotif, majalah bisnis-ekonomi, dsb.
Setiap penemuan teknologi media tentunya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Kelebihan dari perkembangan teknologi media cetak, surat kabar khususnya, yaitu dapat meningkatkan pendidikan masyarakat, menurunkan jumlah buta huruf, pendapatan dan kualitas hidup pun meningkat. Selain itu, kemudahan akan mendapat informasi ini menjadikan tingkat pengeluaran lebih rendah.
Teknologi percetakan juga memudahkan siapa saja untuk mengkopi tulisan. Tulisan yang memiliki nilai jual tinggi tentunya menjadi incaran bagi siapapun. Untuk itu dibutuhkan suatu hak cipta yang melindungi pembuiatan setiap tulisan bagi si penulis, sehingga ia tidak perlu khawatir tulisannya dikopi atau dicuri orang lain.
Kemajuan teknologi menjadikan media cetak tidak harus berupa kumpulan kertas yang berisikan tulisan. Jurnalisme media cetak, seperti surat kabar, mencapai puncak masa kejayaannya pada tahun antara 1890-1920. Namun, media cetak mulai bergeser di masyarakat ketika muncul teknologi radio yang memunculkan jurnalisme penyiaran. Hal ini terjadi sekitar tahun 1927. Pada tahun 1950an, televisi turut menghangatkan persaingan antarmedia massa.
Munculnya teknologi internet menjadikan media cetak seperti surat-surat kabar, koran, atau majalah dapat diakses melalui World Wide Web. Justru dengan online internet, berita-berita media cetak menjadi lebih up-to-date dan lebih cepat diterima oleh masyarakat. Selaikan itu, perusahaan-perusahaan surat kabar dapat menjangkau audience lebih luas.
SEJARAH SURAT KABAR DAN MAJALAH
Sebelum ditemukannya mesin pencetak, orang-orang dijaman dahulu kala menyebarkan berita dari mulut ke mulut, surat tertulis, atau papan pengumuman. Kemudian orang-orang mulai memikirkan kebutuhan sebuah laporan berita tertulis. Bangsa Romawi kuno menemukan sistem yang cukup mengesankan dalam menyebarkan berita tertulis tersebut. Sistem itu disebut dengan nama acta diurna (kejadian-kejadian harian), sebuah lembaran berita ditulis tangan yang diterbitkan oleh pemerintah untuk umum dari tahun 59 sebelum masehi sampai setidaknya tahun 555 masehi yang memberitakan tentang politik, skandal, persidangan, kampanye militer, dan eksekusi.
Di China, pada pemerintahan awal mereka telah membuat lembaran berita yang disebut dengan nama tipao, yang diedarkan pada masa kekuasaan dinasti Han. (202 sebelum masehi sampai dengan 220 masehi). Pada suatu waktu di masa kepemimpinan dinasti Tang (tahun 618 sampai dengan 907 masehi) bangsa China memakai blok kayu yang diukir untuk mencetak tipao, dan kemudian dicatat sebagai lembar berita pertama yang dicetak
Di Indonesia, sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai menjelang pada awal kemerdekaan Indonesia Awal Kemerdekaan : Soemanang, S.H. yang menerbitkan majalah Revue Indonesia, dalam salah satu edisinya pernah mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar yang jumlahnya sudah mencapai ratusan.
Zaman Orde Lama : Seperti halnya nasib surat kabar pada masa orde lama, nasib majalah pun tidak kalah tragisnya di saat peperti mengeluarkan pedoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalah di seluruh Indonesia.
Zaman Orde Baru : awal orde baru (1966) banyak majalah yang cukup beragam jenisnya.  Zaman Reformasi : Tidak diperlukan lagi Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) di zaman reformasi, membuat berbagai pihak menerbitkan majalah baru yang sesuai dengan tuntutan pasar.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SURAT KABAR
Secara umum perkembangan prospek industri media cetak semakin cerah tahun ini. Tingkat pertumbuhan media cetak pada 2007 mencapai 31 persen sementara media lain seperti majalah cuma 17 persen dan TV sebesar 12 persen. Angka ini menunjukkan pertumbuhan media cetak yang cukup signifikan. Di Malaysia, bahkan perusahaan media cetak secara agresif mengkampanyekan media cetak sebagai media terbaik untuk periklanan dan pemasaran produk. Survei yang dihimpun SPS menunjukkan perbandingan pertumbuhan media surat kabar 14,3 persen sementara pertumbuhan iklan pada media surat kabar mencapai 31 persen. Meski persentase ini menunjukkan angka yang menggembirakan, penerbit surat kabar harus mempersiapkan diri dengan tantangan jaman seperti bertumbuhannya media elektronik saat ini juga biaya produksi yang naik sebagai imbas kenaikan harga kertas.
Perkembangan media diawali dengan munculnya media cetak. Perkembangan teknologi media cetak berkaitan dengan perkembangan media cetak itu sendiri seperti surat-surat kabar, koran, majalah, dll. Munculnya majalah-majalah bertemakan politik mewarnai perisstiwa Revolusi Amerika saat itu, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya yang mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Isi dari media cetak memang sejak dulu –hingga kini- banyak dipengaruhi oleh berbagai isu penting mengenai peristiwa yang terjadi. Hal inilah yang memunculkan jurnalisme media cetak. Pada akhirnya, perkembangan media cetak seperti majalah tidak melulu berisikan dunia perpolitikan, namun juga tentang kesenian, kebudayaan, cerita pendek, kesusasteraan, atau artikel-artikel opini. Sebagian dari majalah yang terbit sejak zaman dulu, masih ada yang bertahan hingga kini karena kepercayaan masyarakat atas kualitas isi media.
TREND SURAT KABAR DAN MAJALAH
Harian Suara Merdeka Semarang, adalah koran yang termasuk paling akhir (sampai medio 2007) yang mengadopsi format junior broadsheet, akhir Februari lalu. Sebenarnya masih ada dua harian cukup legendaris yang belum merubah formatnya sampai November 2007. Mereka adalah Harian Analisa dan Sinar Indonesia Baru (SIB) di Medan.
Tahun 2006 juga ditandai dengan kelahiran sejumlah media cetak anyar –harian, mingguan, dan bulanan. Salah satu yang menyedot perhatian penting adalah penerbitan majalah Playboy edisi Indonesia pada bulan April. Adapun di tahun 2007, nyaris tidak ada penerbitan suratkabar harian yang baru. Harian Jurnal Nasional, yang terbit perdana bulan Juni 2006, mencoba menggabungkan format digital dengan cetaknya. Gagasan utama harian ini awalnya adalah menjadi koran digital pertama di Indonesia. Setelah Harian Seputar Indonesia (SINDO).
TECNOLOGY TREN DALAM BUKU DAN MAJALAH
Sebelumnya kita menceritakan asal kertas dan percetakan di Asia dan asal-usul pencetakan modern dengan Gutenberg pada tahun 1455 (Carter, 1991). Selama 500 tahun, sebagian besar di Publising improevment berkisar tecnilogy lebih cepat mencari cara-cara untuk menekan tinta di atas kertas, walaupun kemajuan yang lambat untuk diseluruh 400 tahun. Rotary pertama tekan, invinted di 18.446, digunakan tipe cylinderders berputar untuk mencetak di kedua sisi besar, gulungan countinous te kertas pada waktu yang sama, bukannya di Singel lembar, pada saat satu sisi. Pada akhir abad ini, seorang Singel tekan bisa mencetak puluhan ribu-lipat increas dari awal 1880-an.
1. Mengembangkan radio
Secara keseluruhan, oleh beberapa faktor telah 1927 medan solidi model yang commersial mengikuti radio di Amerika.
  • Nasional telah mengembangkan jaringan commercisl
  • Radio (1927) telah mengurangi frekuensi radio saling tumpang tindih dan gangguan.
  • Undang-undang telah ditetapkan lisensi untuk frekuensi, membiarkan pendengar tahu stasiun exacly saluran yang ada di.
  • Stasiun telah mengembangkan kemampuan teknis untuk menyampaikan yang jelas, sinyal kuat.
  • Periklanan menjadi dominan membayar mean radio
  • Sebuah massa kritis rumah tangga dengan radio telah cerated dan penonton attaracive untuk pengiklan.
  • Pengiklan telah menjadi tertarik untuk menjangkau massa critikal ini throughnetwork dan stastions lokal.
BUKU DAN MAJALAH TIME LINE
105 Lap kertas berbasis di temukan di Cina
1000 Jenis tanah liat dapat dipindah-pindahkan di Cina
1234 Jenis logam dapat dipindah-pindahkan di temikan di Korea
1455 Guttenberg Alkitab
1602 Perpustakaan pinjaman modern pertama, oleh Bodley
1640 Buku pertama yang diterbitkan di koloni-koloni Amerika
1731 Majalah Pertama
Penerbitan Perubahan dengan internet
  • Digital, berarti membuat sebuah gambar atau teks yang dapat dibaca komputer, seperti dengan scanner.
  • Desktop publishing adalah komposisi, tata letak, dan kadang-kadang pencetakan bahan menggunakan komputer pribadi.
  • Penerbitan Custem merujuk pada versi disesuaikan menciptakan cetakan surat kabar, majalah, atau buku untuk audiens tertentu.
  • Electronic commerce adalah kemampuan untuk menawarkan barang, advertaising, dan lengkap pembelian on-line.
PERKEMBANGAN MEDIA CETAK DI DUNIA ISLAM
Pertama membawa berita publikasi berkala yang ditulis oleh dan untuk orang-orang Arab adalah Jurnal al-Irak, yang mulai muncul di Baghdad dalam bahasa Arab dan Turki pada tahun 1816. Kedua mulai menerbitkan surat kabar Arab di Kairo pada 1820-an, dan ini diikuti oleh surat kabar di Aljazair pada 1847, Beirut pada tahun 1858, Tunis, Damaskus, dan Tripoli Libya pada 1860-an, Sanoa yang pada tahun 1879, Libanon dan Mesir telah memimpin pusat media cetak, penerbitan surat kabar penting lebih awal daripada kebanyakan negara-negara Arab, mereka terus memegang posisi terkemuka dalam jurnalisme ke abad kedua puluh satu. Casablanca pada tahun 1889, dan di Mekah pada tahun 1908.
Libanon dan Mesir telah memimpin pusat media cetak, penerbitan surat kabar penting lebih awal daripada kebanyakan negara-negara Arab, mereka terus memegang posisi terkemuka dalam jurnalisme ke abad kedua puluh satu. Pertama muncul surat kabar harian Arab di Beirut pada tahun 1873, dan al-Ahram, yang masih muncul sebagai harian terkemuka, dimulai di Mesir pada tahun 1875. By the twenty-first century only Egypt had dailies with circulations over half a million copies. Pada abad dua puluh satu hanya Mesir telah harian dengan sirkulasi lebih dari setengah juta eksemplar. Dua terkemuka "nasional" harian, Al-Ahram dan al-Akhbar, masing-masing menyalurkan lebih dari tujuh ratus ribu, dan al-Jumhuriyya dijual sekitar empat ratus ribu eksemplar.
Di antara negara-negara Arab yang lebih kecil di Teluk Persia, Arab Saudi memiliki tradisi koran tertua, dan beberapa surat kabar terkemuka tradisi yang relatif lama. Di wilayah Barat Arab Saudi, seperti surat kabar sebagai al-Bildd dan alMadina sedang berkembang sejak tahun 1930-an, dan harian Ukaz dan al-Nadwa telah muncul di sana tahun 1960-an. Pada awal 1960-an, Al-Jazira dan al-Riyadh harian dimulai di Riyadh, dan dimulai pada Yawm al Dammam; sebagai tahun 2003, semua tujuh surat kabar ini masih ada. Di Yaman, pemerintah di selatan dan utara telah menerbitkan surat kabar sejak tahun 1960-an, tetapi mereka sirkulasi terbatas dan umumnya berkualitas rendah.

Daftar Pustaka
Straubhaar, Joseph, Robert LaRose, Media Now, Communications Media in the Information Age, Wadsworth Group, United States of America: 2002.
google.com (Kuliah Penutup Perkembangan Teknologi Komunikasioleh Prof. M. Alwi Dahlan, PhdRabu, 23 Maret 2007).
angga-artikelumum.blogspot.com
 



Sistem Komunikasi Sebagai Pola Tetap by Catatan Kuliah Lucky



A. Sistem Komunikasi Sebagai Pola Tetap
Sebagai ilmu terapan (applied science), sistem komunikasi Indonesia merupakan pola tetap di mana proses komunikasi berlangsung berdasar ketentuan-ketentuan normatif sesuai ukuran Indonesia. Sumber komunikasi mengalir dari lembaga pembentuk sumber sebagai lembaga yang mampu memformulasikan sejumlah lambang-lambang komunikasi yang mengkait semua aspek kehidupan bernegara yaitu yang disebut cita Negara dan cita rakyatnya. Sumber-sumber yang dibentuk bersifat ideal yang dijabarkan ke dalam sejumlah lambang komunikasi yang mampu menembus kapasitas rujukan sasaran rakyat (rakyat Indonesia sebagai komunikan) melalui suatu proses encoding. Lembaga presiden di dalam mengelola dan mengoperasikan sumber-sumber komunikasi selalu mengadakan jalinan komunikasi dengan lembaga-lembaga otoritas lainnya untuk mewujudkan sifat integritas sehingga fungsi primer sistem dapat tercapai yaitu tujuan sistem yang melembaga dengan tujuan Negara. Seluruh proses komunikasi berlangsung sebagai pola tetap yang berdasar ketentuan-ketentuan normatif yaitu Undang-Undang Dasar 1945.
Secara filosofis hakikat system adalah sifat keteraturan normative yang menempatkan fungsi nilai pada masing masing unsure. Apabila dalam system melekat suatu sisytem nilai tetentu, maka akan tampak suatu tatanan dalam suatu struktur tertentu yang tertsusun dari bagian-bagian atau unsure-unsur yang menunjukan pola tetap sebagai identitas pembeda terhadap system nilai lainnya.
System komunikasi Indonesia berada dalam sistem nilai tetentu yang mencerminkan geokultur khas Indonesia. Pengaturan lalu lintas transformasi ide, cita-cita program dan kebijaksanaan komunikasi berdasarkan ayoman seperangkat norma yang telah diberi kualifikasi format istimewa  yang disebut undang-undang dasar. Utuhnya suatu system sangat bergantung kepada dasar moral para pengelola system yang harus selalu mengintegrasikan kedalam ikatan-ikatan norma.
Sisytem komunikasi Indonesia  yang berpola tetap diwujudkan oleh dua suasana kehidupan komunikasi, yaitu: suasana komunikasi dalam pemerintahan dan suasana komunikasi dalam masyarakat. Kedua suasana ini sangat saling tergantung dan saling mengikat dalam mencapai fungsi primer Negara. Suprastruktur komunikasi menunjukan suasana komunikasi yang ada dalam pemerintahan. Dalam kerangka loyalitas system maka suprastruktur komunikasi merupakan subsistem, yang dimaksud sub system yaitu lembaga-lembaga otoritas yang terdiri dari lembaga-lembaga Negara seperti MPR, lembaga negara, lembaga pemerintahan eksekutif seperti DPR, DPD, BPK, dan Ma. Sementara suasana komunikasi di dalam suatu Negara, masyarakat selalu dipengaruhi oleh sikap dan pandangan hidup bangsanya sekaligus memberikan bentuk bagi falsafah komunikasi yang dianut dalam proses interaksi antara orang yang terjadi di negara itu. Maka dengan nilai normatif itu tentunya akan dirasakan sesuai keberagaman bahasa pada masing-masing daerah dalam satu negara, akan tetapi sebagai pola tetap dalam system komunikasi, bahasa Indonesia haruslah dijadikan bahasa standar nasional yang normatif yang harus mampu digunakan dalam suasana komunikasi masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian kedua suasana komunikasi baik dalam pemerintahan ataupun dalam masyarakat sangat mengikat dalam mencapai fungsi frimer Negara, dikarnakan selain pemerintahan yang yang terus bertugas meningkatkan kreadibilitas bangsa, masyarakatpun ikut andil dalam hal ini, tentunya agar keberadaan  system komunikasi di Indonesia  sesuai cita Negara dan cita rakyatnya.

B. Fungsi Primer Sistem Komunikasi Indonesia
Fungsi primer sistem komunikasi Indonesia melembaga dengan fungsi primer Negara yaitu tujuan Negara. Ideal normatif tujuan Negara tertuang di dalam alinea ke IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Indonesia adalah sebagai suatu negara, sejak dikumandangkannya Proklamasi 17 Agustus 1945 dan disahkannya Undang-Undang Dasar pada tanggal 18 Agustus 1945, telah meletakkan pandangan hidup bangsanya sebagaimana dapat dilihat dalam alinea ke-empat Pembukaan UUD 1945. Dalam rumusan yang panjang tapi padat itu, alinea ke-empat Pembukaan UUD 1945 memberikan penegasan tentang fungsi dan tujuan negara Indonesia, bentuk negara clan dasar falsafah negara Indonesia. Hal ini dengan jelas dapat dilihat dalam kalimat alinea ke-empat UUD 1945 sebagai berikut :
"Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonenesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusun kemerdekaan kebangsaan Indonenesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada; Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia ".
Pernyataan yang terkandung didalam alinea ke-empat UUD 1945 itu memberikan arti bahwa fungsi, tujuan dan bentuk negara Indonesia dilandaskan kepada makna filosofis yang terkandung di dalam kalimat sesudah kata-kata "dengan berdasar kepada" tersebut, yaitu suatu rumusan yang akhirnya dikenal dengan PANCASILA, yakni:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusvawaratan/       Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila-sila dari lima sila ("panca sila") tersebut menjadi acuan normatif bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan segala bentuk kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat yang pada dasarnya mengatur kehidupan manusia Indonesia secara horizontal yakni bagaimana berhubungan dengan sesama nilai yang terkandung di dalam Pancasila itu merupakan kristalisasi dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang sudah berurat akar sejak zaman nenek moyang. Kristalisasi nilai inilah yang menjadi dasar negara, jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Dikatakan jiwa bangsa karena nilai yang terkandung di dalamnya merupakan semangat yang harus memiliki oleh seluruh bangsa Indonesia. Menjadi kepribadian bangsa memberikan arti bahwa Pancasila merupakan suatu ciri kepribadian bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain sekaligus memberikan watak tertentu bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan dan berinteraksi antar sesama. Sebagai pandangan hidup bangsa memberikan arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila telah diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkannya. Pancasila diterima sebagai dasar negara, disamping sebagai pandangan hidup bangsa, berarti nilai-nilai Pancasila selalu harus menjadi landasan bagi pengaturan serta penyelenggaran negara. Hal ini memang telah diusahakan dengan menjabarkan nilai-nilai Pancasila ke dalam peraturan perundangan yang berlaku.
Pada akhirnya rumusan tersbut memberikan dampak yang berdimensi ke dalam intranegara dan ke luar Negara. Di dalam mencapai fungsi primer Negara maka unsur-unsur Negara harus larut dan mengkristal dalam kesatuan dan persatuan. Konsep wawasan kebangsaan merupakan konsep integratif yang melihat bangsa Indonesia dalam satu kesatuan yang utuh. Konsep ini berfungsi pula sebagai instrumen psikologis (psychological instrument) yang dapat menembus sentra nilai-nilai kemanusiaan. Wawasan kebangsaan yaitu konsep dalam program komunikasi tahunan yang mengarah kepada tercapainya tujuan sistem. Suatu Negara tidak dapat mengisolasi dari pengaruh sistem Negara nasional lain, sehingga terjadi perluasan transaksi komunikasi ke skala makrokosmos atau skala global. Transaksi yang terjadi harus berdimensi dua yaitu bersifat protektif dan prosperitatif, sehingga akan dapat mendekati tercapainya tujuan sistem sekaligus tujuan Negara.

Daftar Pustaka
Soemarno, A.P., dan Yani Royani, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta:Universitas Terbuka, 2000.