RUMAH KELUARGA BAHAGIA

Sabtu, 04 Maret 2017

HADITS TINGKAH LAKU TERPUJI



Ø Pentingnya kejujuran
ﻋﻦ  ﺃﺑﻴﻲ ﻤﺤﻤﺪ ﺍﻟﺤﺴﻴﻧﻦ ﺑﻦ ﻋﻠﻴﻰ ﺑﻦ ﺍﺑﻰ ﻁﺍﻠﺐ ﺭﻀﻴﻰ ﺍﷲ ﻋﻧﮭﻤﺍ ﻗﺍﻞ : ﺤﻔﻇﺖ ﻤﻦ ﺭﺴﻮﻞ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﮫ ﻮﺴﻟﻡ : ﺪﻉ ﻤﺍ ﻳﺮﺒﻴﻙ ﺇﻠﻰ ﻤﺍﻳﺮﻴﺒﻙ ﻓﺇﻦ ﺍﻠﺼﺪﻖ ﻂﻤﺃﻨﻴﻨﺔ ﻭﺍﻟﻜﺬﺐ ﻳﺮﻴﺒﻙ ﴿ ﺮﻮﮦ ﺍﻟﺘﺭﻤﺫﻱ ﴾

Artinya: ”Abu Muhammad bin Abi Thalib ra berkata: Saya telah hafal dari Rosulullah SAW tinggalkan apa yang engkau ragukan kepada apa yang tidak engkau ragu-ragukan (Kerjakan apa yang tidak engkau ragu-ragukan) sesungguhnya kebenaran membawa ketenangan, dan dusta itu menimbulkan keragu-raguan.”[1] (HR. At-Tirmidzi)

o   Penjelasan Isi Hadits
Hadits di atas tersebut merupakan pokok sendi dalam mengerjakan sesuatu, sehingga segala perbuatan ibadah yang tidak di sertai keyakinan sungguh-sungguh, tidak sah hukumnya. Maka harus semua yang dikerjakan itu benar-benar menurut perintah Allah SWT, atau Rasullah SAW.

Ø Korelasi kejujuran dengan kebajikan

ﻋﻥ ﻋﺒﺪ ﺃﷲ ﺑﻦ ﻤﺴﻌﺪ ﺭﻀﻴﻰ ﺍﷲ ﻋﻧﮫ , ﻋﻥ ﻨﺑﻲ ﺻﻠﻰ ﺃﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺴﻠﻡ ﻗﺍﻝ : ﺇﻦ ﺍﻠﺻﺪﻖ ﻴﻬﺪﻯ ﺇﻠﻰ ﺍﻠﺠﻨﮫ ﻭﺇﻦ ﺍﻠﺮﺟﻞ ﻠﻴﺼﺪﻖ ﺤﺘﻰ ﻴﮑﻮﻦ ﺼﺪﻴﻘﺍ . ﻮﺇﻦ ﺍﻠﮎﺫﺐ ﻴﮭﺪﻯ ﺇﻠﻰ ﺍﻠﻔﺠﻮﺮ ﻮﺇﻦ ﺍﻠﻔﺠﻭﺮ ﻴﮭﺪﻯ ﺇﻠﻰ ﺍﻠﻨﺍﺮ ﻭﺇﻦ ﺍﻠﺮﺠﻞ ﻠﻴﮏﺫ ﺤﺘﻰ ﻴﮏﺘﺐ ﻋﻨﺪ ﺍﷲ ﺍﻠﮓﺫﺍﺒﺍ . ﴿ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻠﺒﺧﺍﺮﻯ ﻓﻰ٧٨ کتاب   اﻷﺪب     ٦٩ﺑﺍﺏ ﻗﻭﻝ ﺃﷲ ﺘﻌﻠﻰ : ﻴﺍﺃﻴﮭﺍﺍﻠﺫﻴﻦ ﺃﻤﻧﻮﺍ ﺇﺗﻗﻮﺍ ﺍﷲ ﻮﮎﻮﻧﻮ ﺍﻤﻊ ﺍﻟﺼﺍﺪﻗﻴﻦ ).                         
Artinya: “Abudllah bin Mas’ud r.a. berkata: Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya benar (jujur) itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga, dan sesorang itu berlaku benar sehingga tercatat di sisi Allah seorang siddiq (yang sangat jujur benar). Dan dusta menuntun kepada lancung (curang), dan curang itu menuntun kedalam neraka. Dan seorang itu berdusta sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.”  (HR. Bukhari Muslim).

o   Penjelasan Isi Hadits
            Hadits di atas adalah salah satu pokok sendi yang menuntut setiap orang untuk selalu jujur dalam setiap perbuatan karena kejujuran selalu berbuah kebaikan dan ketentraman rohani sehingga membuat hidup kita sejahtera di dunia maupun diakhirat, sedangkan dusta selalu berbuah kontradiktif dari kejujuran itu sendiri.    

Ø Jaminan Allah terhadap orang yang jujur

ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻲ ﻫﺮﻴﺭﺓ ﺮﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮫ ﻋﻦ ﺍﻟﻧﺑﯥ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﮫ ﻮﺴﻟﻢ ﻗﺍﻝ : ﻤﻦ ﺃﺧﺫ ﺃﻤﻮﻝ ﺍﻟﻧﺍﺱ ﻴﺮﻴﺪ ﺃﺪﺃﺀﮬﺍ ﺃﺪﺍﻯ ﺃﷲ ﻋﻧﮫ ﻮﻤﻥ ﺃﺨﺬﻫﺍ ﻴﺭﻴﺪ ﺇﺗﻼﻓﮭﺍ ﺇﺗﻟﻓﮫ ﺍﷲ( ﺮﻮﺍﮦ  ﺍﻠﺑﺧﺍﺮﻯ ﺯﺍﺑﻦ ﻤﺍﺠﮫ ﻮﺨﻴﺭ ﮬﻤﺍ ﴾
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW beliau bersabda: “Barang siapa mengambil harta-harta manusia (pinjam harta benda kepada orang lain), dengan kehendak akan membayarnya, niscaya Allah akan mengembalikan atau membayar daripadanya. Dan barang siapa mengambil harta manusia dengan maksud tidak akan membayarnya, niscaya Allah membinasakannya” (H.R Bukhari, Ibnu majah dan lain-lainnya).

o   Penjelasan Isi Hadits
Hadits di atas menjelaskan tentang hutang atau pinjam, artinya: “ Harta benda orang lain yang ada dalam tanggungan kita karena di pinjamkan atau di hutangkan kepada kita oleh pemiliknya, dengan janji akan dibayarkannya pada suatu waktu.”
            Hutang itu termasuk juga “Qaradh” (pinjam barang) dan ”Salam” (menjual benda dengan terus menerima harganya sedang barangnya diberikan pada waktu yang ditentukan dalam perjanjian). Hutang yang tertentu waktu membayarnya disebut “dain” dan yang tidak dinamai “Qaradh” (dain adalah hutang dibayar sebandingnya, dan qaradh diganti barangnya).
            Syara’ memerintahkan supaya kita menyelesaikan hutang-hutang kita dari manusia. Diantara orang ada yang pinjam uang kepada orang lain untuk mencukupi keperluannya dengan maksud akan mengembalikan pada waktu yang dijanjiakan atau jika dia punya uang. Maka kepada orang seperti ini Allah akan mengabulkan bisa mengembalikan pinjamannya dan membuka pintu rizki baginya yang tidak dia perkirakan sebagai balasan maksud baiknya dan niatnya yang terpuji. Betul-betul kemauan dan niat itu mempunyai pengaruh untuk memeperoleh rizki dan mendorong orang untuk membuka berbagai usaha dan mencari macam-macam jalan untuk mendapatkan kekayaan, sehingga dia mendapatkan petunjuk jalan dan bisa membayar hutang-hutangnya. Intinya ada niat yang baik dan kemauan yang jujur mempunyai pengaruh di dalam usaha mencari rizki dan memperoleh petunjuk bagi jalan-jalannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar