Oleh: Wikipedia
Zakir
Abdul Karim Naik (Hindi:
ज़ाकिर अब्दुल करीम नायक; lahir 18 Oktober, 1965) adalah
seorang pembicara umum
Muslim
India,
dan penulis
hal-hal tentang Islam
dan perbandingan agama.
Secara profesi, ia adalah seorang dokter medis,
memperoleh gelar Bachelor of Medicine
and Surgery (MBBS) dari Maharashtra,
tapi sejak 1991 ia telah menjadi seorang ulama
yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama.[1]
Ia menyatakan bahwa tujuannya ialah membangkitkan kembali dasar-dasar penting
Islam yang kebanyakan remaja Muslim tidak menyadarinya atau sedikit memahaminya
dalam konteks modernitas.
Zakir
Naik adalah pendiri
dan presiden
Islamic Research
Foundation (IRF)[1][2]
— sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis
Peace TV
dari Mumbai,
India.
Biografi
Zakir Naik lahir pada tanggal 18
Oktober 1965 di Mumbai
(Bombay pada waktu itu), India
dan merupakan keturunan Konkani.[3]
Ia bersekolah di St. Peter's High School (ICSE)
di kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand
Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National
Medical College and Nair Hospital di Mumbai. Ia
kemudian menerima gelar MBBS-nya
di University of Mumbai.
Tahun 1991 ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan beralih di bidang dakwah
atau proselitisme
Islam[4]
Naik mengatakan ia terinspirasi oleh
late Ahmed Deedat[5]
yang telah aktif di bidang dakwah selama lebih dari 40 tahun.[6]
Menurut Naik, tujuannya adalah "berkonsentrasi pada remaja Muslim
berpendidikan yang mulai meragukan agamanya sendiri dan merasa agamanya telah
kuno"[7]
dan adalah tugas setiap Muslim untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam
untuk melawan apa yang ia anggap sebagai bias anti-Islam
oleh media Barat setelah serangan teroris 11 September 2001
terhadap Amerika Serikat.
[8]
Ia telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama[9]
juga hal-hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam.[10][11]
Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.[12][13][14]
Thomas Blom Hansen,
seorang sosiolog
yang memegang posisi akademik di berbagai universitas, telah menulis bahwa gaya
Naik mengabadikan Qur'an
dan hadits
dalam berbagai bahasa, dan bepergian ke berbagai negara untuk membicarakan
Islam bersama para teolog, telah menjadikannya sangat terkenal di lingkungan
Muslim dan non-Muslim. Meskipun ia biasa berbicara kepada ratusan hadirin, dan
kadang ribuan hadirin, justru rekaman video dan DVD ceramahnya yang banyak
didistribusikan. Perkataannya biasa direkam dalam bahasa Inggris, untuk
disiarkan pada akhir pekan di sejumlah jaringan TV kabel di lingkungan Muslim
Mumbai,[7]
dan di saluran Peace TV,
which he co-promotes. [2][15]
Topik yang ia bicarakan mencakup: "Islam dan Ilmu Pengetahuan
Modern", "Islam dan Kristen", dan "Islam dan
Sekularisme", di antara yang lain.[7]
Ceramah, Debat dan Kontroversi
Naik telah mengadakan banyak debat dan
ceramah di seluruh dunia, ia biasa mengadakannya di Mumbai, India, dan setiap
tahun sejak 2007 ia memimpin "Konferensi Damai]] 10 hari di Somaiya
Ground, Sion, Mumbai
dengan cendekiawan lainnya, termasuk politikus Malaysia,
Anwar Ibrahim
pada 2008. [16]
Tahun 2004, Naik mengunjungi Selandia Baru[17]
dan kemudian ibu kota AUstralia atas undangan Islamic Information
and Services Network of Australasia. Dalam konferensinya
di Melbourne,
menurut jurnalis Sushi Das, "Naik memuji superioritas moral dan spiritual
Islam dan mencerca kepercayaan lain dan bangsa Barat secara umum",
menambahkan bahwa kata-kata Naik "mendorong jiwa keterpisahan dan
memperkuat pemisahan". [18]
Bulan 1 April 2005,
Naik terlibat dalam debat dengan William Campbell, topiknya ialah Islam dan
Kristen dalam konteks ilmu pengetahuan, di mana keduanya membicarakan dugaan
kesalahan ilmiah di dalam kitab suci.[19]
Khushwant Singh, seorang jurnalis
India, mengatakan bahwa kata-kata Naik "kejam" dan "mereka
jarang masuk debat tingkat sarjana perguruan tinggi, di mana kontestan bersaing
dengan yang lainnya untuk memperoleh nilai terbaik".[20][21]
Analis politik Khaled Ahmed
menganggap bahwa Zakir Naik, menurut klaim superioritas Islam terhadap
keyakinan religius lain, mempraktikkan apa yang ia sebut Orientalisme
mundur. [22]
Dalam sebuah ceeramah di Melbourne University,
Naik mengatakan bwha hanya Islam yang memberikan wanita kesamaan sejati.[23]
Ia menyatakan pentingnya penutup kepala
dengan menganggap bahwa "pakaian Barat yang terbuka" membuat wanita
lebih mungkin mengalami pelecehan seksual.[24]
Tanggal 21 Januari 2006, Naik
mengadakan sebuah dialog antaragama dengan Sri Sri Ravi Shankar.
Acara ini mengenai konsep Tuhan dalam Islam dan Hinduisme, tujuannya ialah
memberikan kesepahaman antara dua agama besar India, dan mengeluarkan kesamaan
antara Islam dan Hinduisme, seperti bagaimana berhala dilarang. Diadakan di Bangalore,
India dengan 50.000 orang memadati Palace Grounds.[25]
Bulan August 2006, kunjungan dan
konferensi Naik di Cardiff
(Britania Raya) menjadi obyek kontroversi ketika MP (anggota parlemen) Wales David Davies
meminta acaranya dibatalkan. Ia menyebutnya seorang 'penjual kebencian', dan
mengatakan pandangannya tidak pantas memperoleh 'platform publik'; Muslim dari
Cardiff, mempertahankan hak berbicara Naik di kota mereka. Saleem Kidwai,
Sekretaris Jenderal Muslim Council of Wales, tidak setuju dengan Davies,
menyatakan bahwa "orang-orang yang mengenalnya (Naik) tahu bahwa ia
adalah salah satu orang paling tidak kontroversial yang pernah ada. Ia
berbicara tentang kesamaan antar agama, dan bagaimana kita harus hidup selaras
dengan mereka", dan mengundang Davies untuk membicarakan lebih jauh dengan
Naik secara pribadi di konferensi ini. Konferensi tetap berjalan, setelah dewan
Cardiff mengatakan bahwa mereka senang apabila ia tidak berceramah dengan
pandangan ekstremis.[26][27]
Setelah sebuah ceramah
oleh Paus Benediktux XVI
bulan September 2006, Naik menantang debat publik langsugn dengannya, tapi ia
tidak merespon undangan ini.[28][29]
Bulan November 2007, IRF mengadakan
konferensi dan pameran Islam internasional 10 hari bertemakan Konferensi
Damai di Somaiya Ground di Mumbai.
Ceramah tentang Islam dilaksanakan Naik juga dua puluh cendekiawan Islam
lainnya dari seluruh dunia.[30]
Selama salah satu ceramahnya, Naik
memprovokasi kemarahan di antara anggota komunitas Syiah di konferensi itu
ketika ia menyebutkan kata-kata "Radhiyallah taa'la anhu" (berarti
'Semoga Allah mengampuninya') setelah menyebut nama Yazid I dan menyebutkan
bahwa Pertempuran Karbala hanya berdasarkan politik.[31]
Lainnya mempercayai komentar ini disengaja.[32]
Dalam terbitan 22 Februari 2009, Indian Express
membuat daftar "100 Orang India Terkuat 2009" di antara satu milyar
penduduk India, Zakir Naik masuk peringkat 82. Dalam daftar khusus "10
Guru Spiritual Terbaik India", Zakir Naik ada di peringkat 3, setelah Baba Ramdev
dan Sri Sri Ravi Shankar,
menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.
Catatan kaki
4. http://drzakirnaik.com/Home/AboutMe/tabid/54/Default.aspx
- Biography of Dr. Zakir Naik from DrZakirNaik.com (situs web yang dibentuk
muridnya)
7. a
b
c
Hansen, Thomas (2001). Wages of Violence: Naming and Identity in
Postcolonial Bombay. Princeton University Press. ISBN 0-691-08840-3.
9. Ten Most Common
Questions asked by Christian Missionaries against Islam
by Dr. Zakir Naik on IRF.net
15. Syed
Neaz Ahmad. Peace TV Reaching 50
Million Viewers – Dr. Zakir Naik. Saudi Gazette.
Diakses pada 18 Mei 2007
16. Shahid
Raza Burney (2007-12-31) Zakir Naik’s Remarks
on Yazid Spark Anger Among Muslims Arab News. Retrieved
on 2009-07-30.
19. Khaled
Ahmed (2006-01-08) WORD FOR WORD:
William Campbell versus Zakir Naik Daily Times.
Retrieved on 2009-07-30.
22. Second opinion:
Zakir Naik’s ‘reverse orientalism’ —Khaled Ahmed’s TV Review.
Daily Times.
Diakses pada 20 Mei 2007
27. Katie
Bodinger. Cleric's address
hailed a success. Icwales.icnetwork.co.uk. Diakses pada
30 Agustus 2009
28. Dr Zakir Naik
invites Pope Benedict XVI for open interfaith dialogue
- Pak Tribune, September 29, 2006
29. Pope Benedict’s Provocative
Utterances op ed by Latheef Farook, South Asia
News Agency, October 18, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar