Mani (bahasa
Persia: مانی, bahasa
Suryani: ܡܐܢܝ) adalah keturunan Iran (Parthia) yang lahir di Assuristan (sekarang Irak), dahulu adalah bagian dari Kekaisaran
Persia sekitar 210-276 masehi. Ia adalah
penyebar agama dan pendiri Manikheisme,
suatu agama gnostik Persia kuno yang pernah berkembang luas namun sekarang
telah punah. Neo-Manikheisme adalah gerakan kebangkitan baru yang tidak secara langsung
berhubungan dengan kepercayaan kuno tersebut, akan tetapi bersimpati terhadap
ajaran-ajaran Mani.
Meskipun tulisan-tulisan asli dari Sang Nabi Mani sebagai pendirinya telah hilang, beberapa bagian
penting tetap tersimpan dalam bentuk manuskrip-manuskrip berbahasa Koptik di Mesir dan dalam tulisan-tulisan terkemudian dari Manikheisme dalam bentuknya yang telah berkembang penuh di China. Sampai dengan akhir abad ke-20, kehidupan dan filosofi
Mani diperoleh dari kumpulan berbagai komentar dari para bekas penganutnya dan
dari tulisan-tulisan belakangan.
Kehidupan
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa
ia adalah keturunan Persia. Ayah Mani yang bernama Fatik atau Pattig, berasal dari Hamadan,
dan ibunya Maryam berasal dari sebuah keluarga yang tinggal di Kamsaragan, yang
masih bersaudara dengan keluarga Kekaisaran
Parthia. Namun demikian, nama kedua orang
tuanya adalah dari bahasa Suryani.
Mani diperkirakan menguasai bahasa Persia Tengah dan bahasa Suryani
sebagai bahasa ibu. Mani pertama kali mengenal religiusitas di awal masa
mudanya ketika hidup bersama suatu kelompok asketik Yahudi, yaitu kelompok Elkasit. Kira-kira saat ia berusia dua puluh lima tahun, Mani mulai
mempercayai bahwa 'Keselamatan' dapat diperoleh melalui pendidikan, penolakan
diri, vegetarianisme, berpuasa dan menjaga kesucian diri. Ia selanjutnya
menyatakan dirinya sebagai Parakletos yang dijanjikan dalam Perjanjian
Baru, Nabi Terakhir atau Penutup Para Nabi,
yaitu sebagai penutup dari berbagai manusia yang dibimbing oleh Tuhan, yang
meliputi tokoh-tokoh seperti Seth, Nuh, Abraham, Shem, Nikotheos, Henokh, Zoroaster, Buddha dan Yesus.
Mani menulis tujuh kitab sucinya
dalam bahasa Suryani (yaitu bahasa utama di Timur Dekat sebelum masa penaklukan
Arab Islam). Arjang adalah nama kitab Mani yang paling utama. Ia disebutkan
penuh dengan ilustrasi berwarna-warni, dan Mani juga dianggap sebagai pelukis
yang hebat. Selama masa hidupnya, para misionaris Manikheisme aktif menyebarkan
ajarannya di Mesopotamia, Persia, Palestina, Suriah dan Mesir.
Sumber
Tahun 1969, di Mesir Atas ditemukan
sebuah lembaran perkamen peraturan (parchment codex) berbahasa Yunani dari masa kira-kira tahun 400 masehi, yang sekarang
dinamakan Codex Manichaicus
Coloniensis (karena sekarang disimpan di Universitas Koln). Isinya menggabungkan catatan hagiografis mengenai karir dan perkembangan spiritual Mani, serta
informasi ajaran-ajaran keagamaan Mani dan fragmen-fragmen dari "Injil
Hidup" (atau Injil Agung) karya Mani serta tulisannya "Surat untuk
Edessa". Mani menggambarkan dirinya sebagai penyelamat dan seorang rasul
dari Yesus Kristus. Dalam papirus berbahasa Koptik dari abad ke-4 berisikan
ajaran Manikheisme, Mani diidentifikasikan sebagai Parakletos-Roh
Kudus dan ia dianggap sebagai Yesus yang baru. Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Mani_(nabi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar