RUMAH KELUARGA BAHAGIA

Jumat, 24 Februari 2017

Biografi Mani


Mani (bahasa Persia: مانی, bahasa Suryani: ܡܐܢܝ) adalah keturunan Iran (Parthia) yang lahir di Assuristan (sekarang Irak), dahulu adalah bagian dari Kekaisaran Persia sekitar 210-276 masehi. Ia adalah penyebar agama dan pendiri Manikheisme, suatu agama gnostik Persia kuno yang pernah berkembang luas namun sekarang telah punah. Neo-Manikheisme adalah gerakan kebangkitan baru yang tidak secara langsung berhubungan dengan kepercayaan kuno tersebut, akan tetapi bersimpati terhadap ajaran-ajaran Mani.
Meskipun tulisan-tulisan asli dari Sang Nabi Mani sebagai pendirinya telah hilang, beberapa bagian penting tetap tersimpan dalam bentuk manuskrip-manuskrip berbahasa Koptik di Mesir dan dalam tulisan-tulisan terkemudian dari Manikheisme dalam bentuknya yang telah berkembang penuh di China. Sampai dengan akhir abad ke-20, kehidupan dan filosofi Mani diperoleh dari kumpulan berbagai komentar dari para bekas penganutnya dan dari tulisan-tulisan belakangan.

Kehidupan
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa ia adalah keturunan Persia. Ayah Mani yang bernama Fatik atau Pattig, berasal dari Hamadan, dan ibunya Maryam berasal dari sebuah keluarga yang tinggal di Kamsaragan, yang masih bersaudara dengan keluarga Kekaisaran Parthia. Namun demikian, nama kedua orang tuanya adalah dari bahasa Suryani.
Mani diperkirakan menguasai bahasa Persia Tengah dan bahasa Suryani sebagai bahasa ibu. Mani pertama kali mengenal religiusitas di awal masa mudanya ketika hidup bersama suatu kelompok asketik Yahudi, yaitu kelompok Elkasit. Kira-kira saat ia berusia dua puluh lima tahun, Mani mulai mempercayai bahwa 'Keselamatan' dapat diperoleh melalui pendidikan, penolakan diri, vegetarianisme, berpuasa dan menjaga kesucian diri. Ia selanjutnya menyatakan dirinya sebagai Parakletos yang dijanjikan dalam Perjanjian Baru, Nabi Terakhir atau Penutup Para Nabi, yaitu sebagai penutup dari berbagai manusia yang dibimbing oleh Tuhan, yang meliputi tokoh-tokoh seperti Seth, Nuh, Abraham, Shem, Nikotheos, Henokh, Zoroaster, Buddha dan Yesus.
Mani menulis tujuh kitab sucinya dalam bahasa Suryani (yaitu bahasa utama di Timur Dekat sebelum masa penaklukan Arab Islam). Arjang adalah nama kitab Mani yang paling utama. Ia disebutkan penuh dengan ilustrasi berwarna-warni, dan Mani juga dianggap sebagai pelukis yang hebat. Selama masa hidupnya, para misionaris Manikheisme aktif menyebarkan ajarannya di Mesopotamia, Persia, Palestina, Suriah dan Mesir.

Sumber
Tahun 1969, di Mesir Atas ditemukan sebuah lembaran perkamen peraturan (parchment codex) berbahasa Yunani dari masa kira-kira tahun 400 masehi, yang sekarang dinamakan Codex Manichaicus Coloniensis (karena sekarang disimpan di Universitas Koln). Isinya menggabungkan catatan hagiografis mengenai karir dan perkembangan spiritual Mani, serta informasi ajaran-ajaran keagamaan Mani dan fragmen-fragmen dari "Injil Hidup" (atau Injil Agung) karya Mani serta tulisannya "Surat untuk Edessa". Mani menggambarkan dirinya sebagai penyelamat dan seorang rasul dari Yesus Kristus. Dalam papirus berbahasa Koptik dari abad ke-4 berisikan ajaran Manikheisme, Mani diidentifikasikan sebagai Parakletos-Roh Kudus dan ia dianggap sebagai Yesus yang baru. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Mani_(nabi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar