Biografi
Dr. ALWI SHIHAB
Beliau bernama lengkap bernama lengkap
Alwi Abdurrahman Shihab dan terlahir sebagai anak ke keenam dari 12 bersaudara
yang juga merupakan adik kandung Quraish Shihab, pakar tafsir Al Quran. Beliau
menghabiskan masa kecil dan remajanya di Makassar, Malang, dan Kairo.
Pendidikan bagi beliau adalah modal masa depan, oleh sebab itu sejak kecil
beliau sudah bertekad mendapatkan ilmu setinggi mungkin. Pada usia 12 tahun,
bersama kakaknya Quraish, beliau berangkat ke Kairo, Mesir untuk menempuh
pendidikan di Al Azhar. Pendidikan sarjananya dalam bidang akidah filsafat di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ujung Pandang diselesaikan pada tahun 1986.
Pada saat yang hampir bersamaan ia meraih gelar master dari Universitas Al
Azhar di Kairo, Mesir. Selain itu, beliau juga mempunyai gelar master dari
Universitas Temple, Amerika Serikat yang diterima pada tahun 1992. Selain
meraih dua gelar master, beliau juga mempunyai dua gelar doctor, masing-masing
dari Universitas Ain Syam, Mesir pada tahun 1990 dan Universitas Temple,
Amerika Serikat pada tahun 1995. Tidak hanya prestasi belajar beliau yang
mengagumkan, namun prestasi kerjapun mengagumkan. Di kalangan cendekiawan dan
pemikir Islam AS, nama beliau tidak asing. Beliau adalah salah seorang ahli
Islam pertama yang duduk dalam Board of Trustee pada Centre for the Study of
World Religions, lembaga pengkajian yang berafiliasi dengan Harvard Divinity
School.
Beliau merintis karirnya di dunia
bisnis. Berawal dari jual-beli mobil kemudian mengembangkan bisnis impor
karpet. Namun kemudian menjadi politikus dan akhirnya pejabat negara. Salah
satu prestasinya adalah jabatan Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Beliau menyadari bahwa beliau
menggantikan Pak Ali Alatas yang praktis identik dengan kiprah politik luar
negeri Indonesia selama lebih dari sepuluh tahun dan yang diakui kepiawaiannya
oleh kalangan diplomatik internasional. Namun hal tersebut tidak menyurutkan
semangatnya menetapkan kebijakan-kebijakan luar negeri dan prioritas-prioritas
dalam hubungan luar negeri saat itu. Persamaan visi dan misi membuatnya dekat
dengan Gus Dur. Karena kedekatannya, bahkan beliau dicap sebagai loyalis Gus
Dur. Ia memang seorang yang setia kawan. Maka tak heran bila ketika Gus Dur
menjabat presiden, mantan pengajar di Harvard Divity School, dan di Auburn
Theological Seminary of New York, ini diangkat menjadi Menteri Luar Negeri.
Bahkan menjadi salah seorang menteri yang paling sering bersama Gus Dur. Tidak
hanya saat Gus Dur berkunjung ke luar negeri, tetapi juga ketika berkunjung ke
berbagai tempat di dalam negeri. Sehingga beliau dijuluki sebagai Menlu yang
banyak mengurusi masalah dalam negeri. Beliau juga sering ‘menerjemahkan’
berbagai pernyataan Gus Dur yang mengundang kontroversi. Termasuk ketika Gus
Dur melontarkan rencana membuka hubungan dagang RI-Israel. Alwi Shihab, yang
ketika itu menjabat Menlu, adalah orang yang menjadi paling sibuk. Beliau harus
menangani pro kontra tentang rencana itu.
Penampilan mantan Menlu RI Kabinet
Persatuan Nasional dan Menko Kesra Kabinet Indonesia Bersatu ini
simpatik, gagah, tenang dan cerdas. Beliau juga seorang politisi yang elegan
dan bermartabat. Nahdliyin ini adalah salah seorang ahli Islam pertama yang
duduk dalam Board of Trustee pada Centre for the Study of World Relegions.
Beliau sudah teruji menampilkan sosoknya sebagai diplomat andal saat menjabat
Menlu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempercayainya menjabat Menko
Kesra KIB, 20 Oktober 2004. Setahun kemudian, tepatnya 5 Desember 2005,
sehubungan reshuffle kabinet, beliau digantikan Ir Aburizal Bakrie. Beliau
kemudian dipercaya sebagai utusan khusus untuk negara-negara Timur Tengah,
termasuk Organisasi Konferensi Islam.
Karir dalam Pemerintahan
-
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
Pada Kabinet PERSATUAN NASIONAL, Periode 1999 – 2001
-
MASA JABATAN : 23 Oktober 1999 – 09
Agustus 2001
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : Rappang,
Sul-Sel, 19 Agustus 1946
Sumber:
-
Ensiklopedi Tokoh Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar