Kamis, 16 Februari 2017
Biografi Charlemagne
Sejarah
Karel Agung, yang adalah cucu dari Karel
Martel, pahlawan penyelamat Eropa, mengakhiri
era bangsa barbar di Eropa dengan menjadi pemerintah pertama yang diakui oleh
Paus dan dibaptis menjadi Kristen sejak zaman raja barbar Odoaker. Bangsa-bangsa di Eropa yang sejak kejatuhan kekaisaran Romawi tidak
memiliki pemerintahan Kristen dan jatuh ke tangan bangsa-bangsa barbar dari Eropa Utara, sekarang disatukan kembali di bawah pemerintahan Karel Agung. Dengan
adanya persatuan maka peperangan pun menjadi jarang dan rakyat di bawah
pemerintahan Karel I dapat memfokuskan diri kepada hal-hal yang lain seperti
pendidikan, kebudayaan, agama, dan keuangan. Negara-negara Arab yang selama Abad Pertengahan mengalami kemajuan yang pesat, perlahan-lahan mulai tertinggal dari
bangsa Eropa yang mulai disusun ulang berdasarkan ajaran kekristenan. Kemajuan
ini hingga sekarang masih tampak jelas.
Naik tahta
Pada tahun 771, ketika Karel Agung naik takhta, ia memulai dengan penaklukan selama
tiga dekade. Ia mendorong perbatasan kerajaannya ke arah timur dan akhirnya ia
menguasai Burgundy, sebagian besar Italia, Alamania, Bavaria dan Thurginia. Di utara ia menguasai Saxony dan Frisia. Di sebelah timur kedua daerah tersebut, ia menciptakan daerah-daerah
dengan organisasi militer khusus yang disebut marches. Daerah-daerah itu
terbentang dari Laut Baltik sampai ke Adriatik. Untuk pertama kali, sebagian besar Eropa menikmati kepemimpinan yang
stabil.
Sampai pada hari Natal tahun 800, Karel
Agung memegang gelar raja kaum Frank. Pada hari suci itu, Paus Leo II menobatkan dia sebagai kaisar kekaisaran
Romawi Suci, dan sekali lagi tampaknya Eropa Barat
mempunyai seorang kaisar yang mengikuti jejak Konstantin yang Agung.
Tentunya Karel Agung menerima
sungguh-sungguh pemikiran bahwa ia telah menjadi kaisar Kristen, karena semua
surat-surat keluarnya berbunyi: "Karel, dengan kehendak Allah, Kaisar
Romawi".
Meskipun Karel Agung sedikit saja
terpelajar, di bawah pemerintahannya yang damai terwujud kebangkitan seni dan
ilmu yang dikenal sebagai Renaisans Karoling atau Kebangkitan Karolingia. Kaisar tersebut mensponsori sebuah
sekolah istana di ibu kota kekaisaran, Aachen. Alcuin, seorang terpelajar Anglo-Saxon menjadi guru di sana; ia menasihati
murid-muridnya: "Waktu berjalan seperti air yang mengalir. Jangan
sia-siakan hari-hari belajar dengan bermalas-malasan!" Alcuin menulis buku
teks tentang tata bahasa, ejaan, retorika dan logika. Ia juga menulis
ulasan-ulasan Injil, dan berpihak pada paham ortodoks dalam berbagai perdebatan
teologi.
Kebangkitan Karolingia berhasil memelihara
banyak tulisan dunia kuno. Karena para biarawan membuat salinan-salinan karya
Latin kuno – beberapa di antaranya terhias dengan cantik – biara-biara pun
menjadi "bank kebudayaan". Dalam banyak hal, tanpa jerih-payah para
biarawan ini, karya-karya kuno mungkin sudah hilang dari jangkauan kita.
Pada masa kekacauan dan peperangan,
pemerintahan Karel Agung memberi stabilitas politik dan kebudayaan. Dia
menjamin bahwa Barat akan memelihara pusaka kuno ini, bahwa kekristenan akan
tersebar di kekaisarannya, dan bahwa biara akan mengajar elemen dasar keyakinan
itu sendiri. Ia juga memberi Paus perlindungannya.
Akan tetapi, Karel Agung tidak punya
alasan untuk memberikan kuasanya kepada Paus. Apakah ia bukan kaisar Kristen
yang loyalitas penuhnya adalah untuk Allah? Sesungguhnya, figur yang luar biasa
ini tunduk hanya kepada Dia.
Ketika Karel Agung wafat pada tahun 814, kekaisarannya sedikit demi sedikit mulai pecah, terbagi-bagi di
antara tiga orang putranya, dan perlahan-lahan Paus pun meraup kekuasaan.
Pembagian Kerajaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perjanjian Verdun
Kerajaan Karel Agung terbagi menjadi tiga
setelah ia mati, seorang cucunya mendapatkan bagian barat kekaisaran yang
menjadi cikal-bakal kerajaan Perancis, cucunya yang lain mendapat bagian timur yang menjadi cikal-bakal kekaisaran
Jerman, dan daerah di antara kedua bagian itu diberikan pada cucunya yang
seorang lagi.
Referensi:
-
A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang &
Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel,
1999.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar