Nama
lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al Mughirah bin
Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal dengan sebutan
Imam Bukhari, karena beliau lahir di kota Bukhara, Turkistan.
Sewaktu
kecil Al Imam Al Bukhari buta kedua matanya. Pada suatu malam ibu beliau
bermimpi melihat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam yang mengatakan, “Hai Fulanah
(yang beliau maksud adalah ibu Al Imam Al Bukhari, pent), sesungguhnya Allah
telah mengembalikan penglihatan kedua mata putramu karena seringnya engkau
berdoa”. Ternyata pada pagi harinya sang ibu menyaksikan bahwa Allah telah
mengembalikan penglihatan kedua mata putranya.
Ketika
berusia sepuluh tahun, Al Imam Al Bukhari mulai menuntut ilmu, beliau melakukan
pengembaraan ke Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Mesir,
dan Syam.
Guru-guru
beliau
Di
antara mereka yang sangat terkenal adalah Abu ‘Ashim An-Nabiil, Al Anshari,
Makki bin Ibrahim, Ubaidaillah bin Musa, Abu Al Mughirah, ‘Abdan bin ‘Utsman,
‘Ali bin Al Hasan bin Syaqiq, Shadaqah bin Al Fadhl, Abdurrahman bin Hammad
Asy-Syu’aisi, Muhammad bin ‘Ar’arah, Hajjaj bin Minhaal, Badal bin Al Muhabbir,
Abdullah bin Raja’, Khalid bin Makhlad, Thalq bin Ghannaam, Abdurrahman Al
Muqri’, Khallad bin Yahya, Abdul ‘Azizi Al Uwaisi, Abu Al Yaman, ‘Ali bin Al
Madini, Ishaq bin Rahawaih, Nu’aim bin Hammad, Al Imam Ahmad bin Hanbal, dan
sederet imam dan ulama ahlul hadits lainnya.
Murid-murid
beliau
Di
antara mereka yang paling terkenal adalah Al Imam Muslim bin Al Hajjaj An
Naisaburi, penyusun kitab Shahih Muslim.
Al
Imam Al Bukhari sangat terkenal kecerdasannya dan kekuatan hafalannya. Beliau
pernah berkata, “Saya hafal seratus ribu hadits shahih, dan saya juga hafal dua
ratus ribu hadits yang tidak shahih”. Pada kesempatan yang lain belau berkata,
“Setiap hadits yang saya hafal, pasti dapat saya sebutkan sanad (rangkaian
perawi-perawi)-nya”.
Beliau
juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq, “Apakah engkau hafal
sanad dan matan setiap hadits yang engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau
susun (maksudnya : kitab Shahih Bukhari, pent.)?” Beliau menjawab, ”Semua
hadits yang saya masukkan ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak
ada yang samar bagi saya”.
Anugerah
Allah kepada Al Imam Al Bukhari berupa reputasi di bidang hadits telah mencapai
puncaknya. Tidak mengherankan jika para ulama dan para imam yang hidup sezaman
dengannya memberikan pujian (rekomendasi) terhadap beliau. Berikut ini adalah
sederet pujian (rekomendasi) termaksud:
Muhammad
bin Abi Hatim berkata, “Saya mendengar Ibrahim bin Khalid Al Marwazi berkata,
“Saya melihat Abu Ammar Al Husein bin Harits memuji Abu Abdillah Al Bukhari, lalu
beliau berkata, “Saya tidak pernah melihat orang seperti dia. Seolah-olah dia
diciptakan oleh Allah hanya untuk hadits”.
Abu
Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata, “Saya tidak pernah meliahat di
kolong langit seseorang yang lebih mengetahui dan lebih kuat hafalannya tentang
hadits Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dari pada Muhammad bin Ismail
(Al Bukhari).”Muhammad bin Abi Hatim berkata, “ Saya mendengar Abu Abdillah (Al
Imam Al Bukhari) berkata, “Para sahabat ‘Amr bin ‘Ali Al Fallaas pernah meminta
penjelasan kepada saya tentang status (kedudukan) sebuah hadits. Saya katakan
kepada mereka, “Saya tidak mengetahui status (kedudukan) hadits tersebut”.
Mereka jadi gembira dengan sebab mendengar ucapanku, dan mereka segera bergerak
menuju ‘Amr. Lalu mereka menceriterakan peristiwa itu kepada ‘Amr. ‘Amr berkata
kepada mereka, “Hadits yang status (kedudukannya) tidak diketahui oleh Muhammad
bin Ismail bukanlah hadits”.
Al
Imam Al Bukhari mempunyai karya besar di bidang hadits yaitu kitab beliau yang
diberi judul Al Jami’ atau disebut juga Ash-Shahih atau Shahih Al Bukhari. Para
ulama menilai bahwa kitab Shahih Al Bukhari ini merupakan kitab yang paling
shahih setelah kitab suci Al Quran.
Hubungannya
dengan kitab tersebut, ada seorang ulama besar ahli fikih, yaitu Abu Zaid Al
Marwazi menuturkan, “Suatu ketika saya tertidur pada sebuah tempat (dekat
Ka’bah –ed) di antara Rukun Yamani dan Maqam Ibrahim. Di dalam tidur saya
bermimpi melihat Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau berkata kepada saya,
“Hai Abu Zaid, sampai kapan engaku mempelajari kitab Asy-Syafi’i, sementara
engkau tidak mempelajari kitabku? Saya berkata, “Wahai Baginda Rasulullah,
kitab apa yang Baginda maksud?” Rasulullah menjawab, “ Kitab Jami’ karya
Muhammad bin Ismail”. Karya Al Imam Al Bukhari yang lain yang terkenal adalah
kita At-Tarikh yang berisi tentang hal-ihwal para sahabat dan tabi’in serta
ucapan-ucapan (pendapat-pendapat) mereka. Di bidang akhlak belau menyusun kitab
Al Adab Al Mufrad. Dan di bidang akidah beliau menyusun kitab Khalqu Af’aal Al
Ibaad.
Ketakwaan
dan keshalihan Al Imam Al Bukhari merupakan sisi lain yang tak pantas
dilupakan. Berikut ini diketengahkan beberapa pernyataan para ulama tentang
ketakwaan dan keshalihan beliau agar dapat dijadikan teladan.
Abu
Bakar bin Munir berkata, “Saya mendengar Abu Abdillah Al Bukhari berkata, “Saya
berharap bahwa ketika saya berjumpa Allah, saya tidak dihisab dalam keadaan
menanggung dosa ghibah (menggunjing orang lain).”
Abdullah
bin Sa’id bin Ja’far berkata, “Saya mendengar para ulama di Bashrah mengatakan,
“Tidak pernah kami jumpai di dunia ini orang seperti Muhammad bin Ismail dalam
hal ma’rifah (keilmuan) dan keshalihan”.
Sulaim
berkata, “Saya tidak pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri semenjak
enam puluh tahun orang yang lebih dalam pemahamannya tentang ajaran Islam,
leblih wara’ (takwa), dan lebih zuhud terhadap dunia daripada Muhammad bin
Ismail.”
Al
Firabri berkata, “Saya bermimpi melihat Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam di
dalam tidur saya”. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada saya,
“Engkau hendak menuju ke mana?” Saya menjawab, “Hendak menuju ke tempat
Muhammad bin Ismail Al Bukhari”. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam berkata,
“Sampaikan salamku kepadanya!”
Al
Imam Al Bukhari wafat pada malam Idul Fithri tahun 256 H. ketika beliau
mencapai usia enam puluh dua tahun. Jenazah beliau dikuburkan di Khartank, nama
sebuah desa di Samarkand. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada Al
Imam Al Bukhari.
Sumber:
-
Siyar A’laam An-Nubala’ karya Al Imam
Adz-Dzahabi dll
-
http://www.ahlussunnah-jakarta.org/detail.php?no=170
Tidak ada komentar:
Posting Komentar